Baca Juga: Twitter Tangguhkan Akun Donald Trump!
Tahun lalu, Benjamin Netanyahu dan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed Bin Zayed diajukan untuk menerima penghargaan itu atas usulan peraih Nobel Lord David Trimble karena menormalisasi hubungan antara Israel dengan Uni Emirat Arab.
Setelah penandatanganan tersebut, politisi sayap kanan Norwegia, Christian Tybring-Gjedde, mengatakan dia juga telah mencalonkan presiden Amerika Serikat untuk penghargaan tersebut.
"Atas jasanya, saya pikir dia telah melakukan lebih banyak upaya untuk menciptakan perdamaian antar negara daripada kebanyakan nominator penghargaan perdamaian lainnya," kata Christian Tybring-Gjedde, yang mengepalai delegasi Norwegia untuk NATO, kepada Fox News.
Baca Juga: Pemimpin Korea Utara Sebut AS Musuh Terbesar Negaranya
Baca Juga: Irak Perintahkan Tangkap Donald Trump Atas Kasus Pembunuhan Jenderal Iran
Christian Tybring-Gjedde menulis dalam surat nominasinya kepada Komite Nobel,“Seperti yang diharapkan negara-negara Timur Tengah lainnya akan mengikuti jejak Uni Emirat Arab, perjanjian ini dapat menjadi pengubah permainan yang akan membelokkan Timur Tengah menjadi wilayah kerja sama dan kemakmuran.”
Dilansir Seputartangsel.com dari Middle East Monitor dan Palestine Chronicle, Uni Emirat Arab adalah negara Arab pertama yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel tahun lalu. Diikuti Bahrain, Sudan, dan Maroko baru-baru ini. Perjanjian tersebut dikecam pejabat Palestina.
Penerima penghargaan Nobel Perdamaian 2021 nantinya dipilih panel beranggotakan lima orang yang ditunjuk parlemen Norwegia dan akan diumumkan pada bulan Oktober.