Oxford Siap Laporkan Hasil Uji Klinis Vaksin Covid-19 pada Akhir Tahun 2020

5 November 2020, 14:04 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19 /Foto: Pixabay/Dimhou/

SEPUTARTANGSEL.COM - University of Oxford, Inggris, akan memberikan hasil uji klinis tahap akhir (fase 3) vaksin Covid-19 sebelum akhir tahun 2020.

Uji klinis vaksin yang dikembangkannya bersama perusahaan farmasi AstraZeneca itu sempat terhenti setelah ditemukannya kasus gangguan saraf pada relawan yang disuntikkan vaksin tersebut.

Kepala Peneliti Uji Coba Vaksin Oxford, Andrew Pollard, mengatakan hasil vaksin tersebut akan diketahui efektif atau tidaknya pada akhir tahun ini.

Baca Juga: Deklarasikan Kemenangan, Cuitan Trump Justru Dianggap Menyesatkan oleh Twitter

Baca Juga: Candaan kepada Pelawak Senior Malih Berlebihan, Ade Londok Minta Maaf dan Gak Mau Jadi Artis Lagi

Setelah itu, data akan ditinjau para pengawas dan berikutnya, keputusan politik akan dibuat terkait siapa yang akan mendapatkan vaksin tersebut.

"Bagian kami - kami semakin dekat ke sana sebelum akhir tahun ini," kata Pollard yang merupakan Direktur Oxford Vaccine Group, Rabu 4 November 2020 dikutip Seputartangsel.com dari Reuters.

Pollard menolak memastikan apakah distribusi vaksin bisa dilakukan lebih cepat dari itu. Dia hanya menjelaskan bahwa apa yang dikembangkan di Oxford adalah satu dari antara sejumlah pengembangan vaksin Covid-19 di dunia yang kemungkinan juga akan memberikan laporan final pada akhir tahun ini. 

Baca Juga: Trump Bersikeras Unggul, Anggap Electoral Votes Bagian Penipuan dari Rakyat Amerika

Baca Juga: Habib Rizieq Shihab Pulang ke Indonesia, Ini Dua Agendanya

Vaksin Oxford/AstraZeneca diperkirakan akan menjadi salah satu vaksin dari perusahaan farmasi besar pertama yang diajukan untuk persetujuan regulasi atau distribusi massal. Kandidat lain dari Pfizer/BioNTech dan Moderna, selain juga yang dikembangkan di Cina.

Pollard mengatakan Badan Pengawas Obat dan Makanan di Amerika Serikat (FDA) telah menetapkan standar efikasi vaksin menjadi setidaknya 50 persen--tingkatan yang akan membawa dampak perubahan terhadap pandemi.

Namun dia berharap hasil yang didapat bisa lebih dari standar itu demi harapan yang lebih pasti untuk bisa ke luar dari pandemi.

Baca Juga: Joe Biden di Ambang Kemenangan, Donald Trump Punya Kesempatan Terakhir di Electoral Votes

Baca Juga: Habib Rizieq Shihab Pulang ke Indonesia Selasa Mendatang, Ini Kata Ahok

"Tingkat kemanjuran yang sebenarnya tidak diketahui saat ini. Tidak ada seorang pun yang mengabaikan uji coba mereka dan melihat datanya sejauh ini," katanya.

Dalam perkembangan terpisah, regulator kesehatan Brasil, Anvisa, mengizinkan Johnson & Johnson melanjutkan uji klinis vaksin Covid-19 di negara itu. Brasil bergabung dengan Amerika Serikat yang pada bulan lalu telah memutuskan yang sama.

Vaksin J&J merupakan satu dari empat vaksin yang sedang diuji cobakan di Brasil, negara terdampak terburuk ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan India. Brasil juga melaporkan kematian Covid-19 tertinggi kedua di dunia.

Baca Juga: Tega, Oknum Berseragam Polisi Ini Melempar Kucing Kecil ke Parit dari Atas Jembatan

Baca Juga: Bebas Denda Pajak Kendaraan Bermotor di Banten Mulai Hari Ini, Serbu!

Sama seperti vaksin Oxford/AstraZeneca, uji klinis J&J di Brasil dihentikan sementara per 12 Oktober lalu setelah seorang relawannya di Amerika Serikat jatuh sakit.

Anvisa mengatakan, ketika uji klinis dihentikan, baru sebanyak 12 partisipan di Brasil, yang semuanya berasal dari Rio de Janeiro, menerima satu dosis vaksin atau plasebo.***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler