AS Jatuhkan Sanksi Kepada Pengusaha Myanmar yang Diduga Lakukan Kesepakatan Senjata dengan Rusia

7 Oktober 2022, 11:56 WIB
Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken mengatakan telah memberi sanksi kepada pengusaha Myanmar yang melakukan kesepakatan senjata dengan Rusia /sumber: Pars Today/

SEPUTARTANGSEL.COM - Amerika Serikat (AS) telah menjatuhkan sanksi kepada sekelompok pengusaha Myanmar dan perusahaanya.

Mereka dituduh memasok senjata buatan Rusia kepada rezim militer yang saat ini berkuasa.

Departemen Keuangan AS mengatakan, pengusaha Myanmar yang mendapat sanksi adalah Aung Moe Myint dan Hlaing Moe Myint sebagai pemilik Dynasti International dan Myo Thitstar direktur perusahaan yang sama.

Baca Juga: Pengadilan di Myanmar Putuskan Aung San Suu Kyi Bersalah Atas Kecurangan Pemilu dan Tambahkan Vonis 3 Tahun

Mereka disebut telah menyediakan senjata dan pesawat di Belarus untuk administrasi militer.

"Sanksi yang diumumkan hari ini menargetkan mereka yang mendapat untuk dari tindakan penindasan rezim dengan beroperasi di sektor pertahanan ekonomi Myanmar. Selain itu mereka juga memberikan dukungan senjata dan material lainnya kepada Myanmar," bunyi pernyataan Departemen Kehakiman AS yang dilansir SeputarTangsel.Com dari Al Jazeera, Jumat 7 Oktober 2022.

Meski demikian, Departemen Kehakiman menegaskan, sanksi yang diberikan pemerintahannya tidak menargetkan rakyat. Mereka yang sudah menderita cukup lama.

"Sanksi ini tidak menargetkan rakyat Myanmar, yang telah menderita di bawah kekuasaan brutal rezim terlalu lama," jelas Departemen Kehakiman AS.

Baca Juga: Menlu AS Antony Blinken Undang ASEAN untuk Ikuti KTT Khusus dengan Presiden Joe Biden Tahun Depan

Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken juga memberikan pernyataan senada dengan lembaga yang dipimpinnya. Sanksi diberikan kepada hubungan militer Myanmar dengan Rusia dan Belarusia.

"Kami akan terus menggunakan otoritas sanksi untuk menargetkan orang-orang di Myanmar dan tempat lain yang mendukung invasi tidak sah Rusia ke Ukraina, serta memfasilitasi Rusia dan Belarusia terhadap kekerasan rezim Myanmar terhadap rakyatnya sendiri," tegas Blinken.

Selain ketiga pegusaha yang telah disebutkan di atas, Departemen Kehakiman jua menempatkan Than Hlaing, mantan Kepala Polisi dan Wakil Menteri Dalam Negeri Myanmat dalam daftar orang terkena sanksi. Dia diduga terlibat dalam pembunuhan di luar proses hukum yang menyusul kudeta Februari 2021.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, Mahfud Bongkar Sebab PSSI Susah Ditindak: Seperti Pasar, Sejak Dulu Itu

Juru Bicara Kelompok Advokasi Justice for Myanmar Yadahar Maun mendukung langkah AS. Menurutnya, masyarakat internasional harus berbuat lebih banyak untuk memotong sumber keuangan dan senjata militer pemerintah.

"Sanksi pada Dynasty International akan memantu mengganggu salah satu pendukung utama junta Myanmar, yang memiliki cabang di Sngapura, tetapi terlalu banyak pialang senjata Myanmar belum mendapat sanksi," kata Maung.

Baca Juga: Jadwal Sholat Wilayah Tangsel Jumat 7 Oktober 2022, Cek Waktunya di Sini

"Tindakan terhadap semua perantara senjata militer Myanmar sangat penting, atau kejahatan perang militer dan kejahatan terhadap kemanusiaan akan terus berlanjut. Pendiri Dynasty International Aung Moe Myint mewakili rezim Lukashenko di Myanmar dan telah memfasilitasi pasokan senjata dari Belarusia," jelas Maung. *** 

Editor: Nani Herawati

Tags

Terkini

Terpopuler