Mantan Polisi Bantai 37 Orang, Termasuk 22 Anak-anak di TPA

6 Oktober 2022, 22:31 WIB
Orang berkumpul di depan TPA sesaat setelah pembantaian yang menewaskan 37 orang , termasuk 22 anak di Thailand, Kamis 6 Oktober 2022 /Athit Perawongmetha//Reuters/

SEPUTARTANGSEL.COM - Sebuah pembantaian terhadap anak-anak yang dikategorikan sebagai salah satu yang paling buruk di dunia terjadi, Kamis 8 Oktober 2022.

Seorang mantan polisi membunuh 37 orang, termasuk 22 anak-anak di tempat penitipan anak (TPA), istri, dan anaknya sendiri di sebuah kota 500 km atau 310 sebelah timur laut Bangkok, Thailand.

Mantan polisi yang tidak disebutkan namanya itu dipecat, karena masalah narkoba tahun lalu. Dia baru saja diadili kemarin dan mengamuk di TPA saat tidak menemukan anaknya.

Baca Juga: Setelah Gencatan Senjata, Kisah Pilu Pembantaian Israel Selama Tiga Hari Pertempuran di Jalur Gaza

Seorang saksi mata, pejabat distrik yang berada di dekat TPA, Jidapa Boonsom memberi kesaksian.

Ada sekitar 30 anak saat pria penyerang datang. Jumlah yang lebih sedikit, karena hari hujan.

"Penembak datang sekitar waktu makan siang dan menembak empat atau lima petugas di pusat pentipan anak terlebih dahulu," ujar Jidapa dilansir SeputarTangsel.Com dari Reuters, Kamis 6 Oktober 2022.

Dia mengatakan, awalnya mengira suara tembakan adalah kembang api.

Baca Juga: Sedikitnya 6 Orang Tewas dalam Penembakan Saat Parade Hari Kemerdekaan AS di Chicago

"Benar-benar mengejutkan. Kami sangat takut dan berlari untuk bersembunyi begitu kami tahui itu adalah penembakan. Begitu banyak anak terbunuh, saya belum pernah melihat kejadian itu," terangnya.

Bahkan Jidapa menyebut, penyerang memaksa masuk ke ruangan terkunci yang berisi anak-anak sedang tidur. 

Dia memperkirakan, mereka ditikam dengan pisau hingga tewas. Salah satunya adalah seorang guru yang sedang hamil.

Perdana Menteri (PM) Thailand, Prayuth Chan-Ocha membuat pernyataan di Facebook. Dia mengelompokkannya sebagai peristiwa yang mengejutkan.

Baca Juga: Kapolri Umumkan 6 Tersangka Tragedi Kanjuruhan, Direktur LIB, Panpel dan Polisi

PM segera meminta polisi segera mengambil tindakan tegas.

"Saya telah memerintahkan kepada polisi untuk segera pergi ke tempat kejadian untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk memberikan bantuan segera kepada semua orang yang terkena dampal," tutur Prayuth Chan-Ocha.

Wakil PM, Prawit Wongsuwan juga segera melakukan perjalanan pada hari yang sama ke Uthai Sawan. Dia ingin bertemu keluarga korban.

Baca Juga: Hari Ini Rizky Billar Diperiksa Soal Laporan KDRT Lesti Kejora, Polisi Siap-siap Jemput Paksa

Pemerintah Thailand sendiri menjanjikan, akan memberikan bantuan keuangan kepada keluarga korban untuk membantu menutupi biaya pemakaman dan perawatan medis. ***

Editor: Nani Herawati

Tags

Terkini

Terpopuler