Setelah Gencatan Senjata, Kisah Pilu Pembantaian Israel Selama Tiga Hari Pertempuran di Jalur Gaza

9 Agustus 2022, 10:57 WIB
Teman-teman Hemd Najim duduk di dekat dia dan sepupunya dimakamkam sekaligus terkena bom dalam pertempuran tiga hari Israel menyerang Gaza. /Foto: Al Jazeera/ Abdelhakim Abu Riash//

SEPUTARTANGSEL.COM - Gencatan senjata militan Jihad Islam Paletina dan Israel dimulai Minggu malam, 7 Agustus 2022 pukul 23.00 waktu setempat.

Pengumuman gencatan senjata tersebut dilakukan, setelah pertempuran tiga hari yang dimulai oleh Israel yang menewaskan pimpinan Jihad Islam, Khaled Mansour. 

Meskipun ada serangan udara Israel dan peluncuran roket  Palestina hingga menit terakhir, gencatan senjata benar-benar dilaksanakan kedua pihak. 

Baca Juga: Lebih dari 24 Orang Palestina Tewas dalam Pertempuran Setelah Serangan Udara Israel

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, pertempuran tiga hari di Jalur Gaza telah menewaskan 44 orang warganya, termasuk 15 anak-anak, Sementara itu, 350 warga sipil lainnya mengalami luka-luka.

Hamed dan sepupunya, Jamil Najm al-Deen Naijin (4 tahun), Jamil Ihab Najim (13 tahun), dan Mohammad a(17 tahun) tewas oleh rudal yang menghantam mereka, dua jam sebelum gencatan senjata. Rudal menyerang saat mereka berada di pemakaman Falluja di seberang jalan rumahnya.

Ibu Hamed, Diana tampak terguncang. Menurut Diana, putranya sangat berhati-hati saat meninggalkan rumah. Dia takut akan serangan Israel.

"Hanya dua jam sebelum gencatan senjata diumumkan, dia mengatakan kepada saya, dia akan pergi selama lima menit dengan sepupunya," kata Diana dilansir SeputarTangsel.Com dari Al Jazeera, Selasa 9 Agustus 2022.

Baca Juga: Warga Israel Gelar Pawai Bendera di Jalan Utama Palestina, Ketegangan Kembali Meningkat

"Beberapa saat berlalu dan kemudian kami mendengar sebuah bom. Kami berlari keluar untuk menemukan putra saya dan ketiga sepupunya. Mereka semua terpotong-potong," cerita Diana.

Kisah Dia mirip dengan banyak cerita lainnya di Jalur Gaza yang terkepung setelah Israel melancarkan serangan udara berulang-ulang dalam tiga hari pertempuran.

"Saya adalah seorang ibu dari empat anak. Hari ini anak-anak saya telah menjadi tiga dalam sekejap mata. Anak saya sangat ptuh, baik hati, dan unggul dalam studi meskipun kami berada dalam keadaan sulit," kenang Diana.

Sementara itu, pada hari Senin di kamp pengungsi Bureij di Jalur Gaza banyak orang berkumpul untuk Yasser al-Nabaheen (40 tahun) dan ketiga anaknya.

Baca Juga: Israel dan Gerilyawan Palestina Deklarasikan Gencatan Senjata di Jalur Gaza Setelah Mediasi Mesir

Keempatnya terbunuh dalam pengeboman Israel di rumah keluarga mereka.

Serangan itu mengakibatkan kematian ayah, dua putra, dan satu orang putrinya tersebut. Putra tertuanya terluka dan sedang dalam pemulihan di rumah sakit.

"Saya sedang duduk dengan Paman Yasser di sebidang tanah kecil di seberang rumah kami," kata Ahmad, salah seorang anggota keluarga Yasser.

"Dia bergerak sedikit ke depan ketika sebuah rudal jatuh di ruang antara kami dan tepat di atasnya dan anak-anaknya. Mereka semua hancur berkeping-keping dalam sekejap," lanjut Ahmad.

Baca Juga: Penampilan Park Eun Bin, Joo Jong Hyuk dan Ha Yoon Kyung Saat Berangkat Berlibur ke Bali

Ahmad mengatakan, dia tidak percaya dengan apa yang terjadi di depan matanya. Ayah dan anak-anaknya meninggal setengah jam sebelum gencatan senjata disepakati. ***

Editor: Nani Herawati

Tags

Terkini

Terpopuler