Inggris dan AS Duga Rusia Sedang Siapkan Senjata Kimia

10 Maret 2022, 09:41 WIB
Inggris dan AS menduga Rusia akan menyiapkan senjata kimia /Reuters/Maksim Levin/

SEPUTARTANGSEL.COM – Inggris dari Amerika Serikat mengklaim bahwa Rusia diduga sedang menyiapkan senjata kimia untuk menyerang Ukraina.

Kekhawatiran Inggris dan Amerika akan senjata kimia Rusia muncul setelah pejabat Kremlin menuduh tanpa bukti kuat bahwa AS telah mendukung program senjata biologis di negara itu.

Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan klaim Rusia tentang dugaan senjata kimia AS di Ukraina, mungkin hanya dalih padahal Rusia sendiri yang sedang menyiapkan senjata kimia.

Baca Juga: Menlu Ukraina Klaim Rusia Langgar Kesepakatan dengan Menyandera 300 Ribu Warga Sipil di Mariupol

Jen Psaki mengatakan bahwa Rusia telah membuat klaim palsu tentang dugaan laboratorium senjata biologi AS dan pengembangan senjata kimia di Ukraina. Jen Psaki menambahkan bahwa tuduhan tersebut telah digaungkan di Beijing.

“Sekarang Rusia telah membuat klaim palsu ini, dan China tampaknya telah mendukung propaganda ini, kita semua harus waspada terhadap Rusia yang mungkin menggunakan senjata kimia atau biologi di Ukraina,” tulis Jen Psaki dikutip SeputarTangsel.Com dari akun twitter @jrpsaki, pada kamis 10 Maret 2022.

Komentarnya muncul setelah para pejabat barat mengatakan pada sebuah briefing, bahwa mereka memiliki alasan untuk khawatir tentang kemungkinan penggunaan senjata kimia oleh Rusia.

Baca Juga: Rusia Kerahkan Kereta Lapis Baja ke Wilayah Melitopol di Ukraina Selatan Imbas Jalur Pasokan Diserang

Di samping itu, Rusia pernah berpengalaman menggunakan senjata kimia selama perang saudara Suriah.

“Kekhawatiran muncul karena kementerian luar negeri Rusia telah terlibat dalam menyebarkan tuduhan bahwa Amerika memiliki program senjata biologis yang beroperasi di dalam Ukraina,” tulisnya.

Sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova mengatakan Rusia memiliki dokumen yang menunjukkan bukti bahwa AS telah mendukung program senjata biologis di Ukraina, yang melibatkan wabah, kolera dan antraks.

Dikutip dari the guardian, Washington dan Kiev sama-sama membantah klaim tersebut, yang oleh Psaki digambarkan sebagai isu "tidak masuk akal".

Secara terpisah, kementerian pertahanan Rusia menuduh “nasionalis Ukraina" mempersiapkan "provokasi" senjata kimia di sebuah desa di barat laut Kharkiv.

Baca Juga: Amerika Serikat Larang Impor Minyak Rusia, Wall Street Alami Kemerosotan

“Rusia memiliki rekam jejak menuduh barat melakukan pelanggaran. Padahal Rusia sendiri yang melakukan,” cuit Psaki.

“Ini semua adalah taktik yang jelas oleh Rusia, untuk mencoba membenarkan serangan terencana yang tidak beralasan, dan tidak dapat dibenarkan berlanjut terhadap Ukraina,” sambungnya.

Para pejabat Barat telah berulang kali memperingatkan tentang kemungkinan penggunaan senjata mematikan oleh Rusia selama dua minggu terakhir, seperti bom vakum termobarik yang menyebabkan kerusakan parah pada tubuh manusia karena intensitas ledakannya.

Peringatan Barat digaungkan, agar memiliki efek jera. Hal ini karena ada potensi bahwa senjata kimia itu benar-benar akan digunakan.

Tetapi Rusia telah menunjukkan kesediaan dalam kesepakatan kemanusiaan. Rusia mendukung evakuasi warga sipil di kota-kota Ukraina seperti Kharkiv dan Mariupol.

Serangan langsung terhadap warga sipil atau infrastruktur sipil dianggap sebagai kejahatan perang.

Demikian pula, pengembangan, produksi, penimbunan serta penggunaan senjata kimia dilarang oleh perjanjian internasional yang ditandatangani oleh 193 negara.

Namun senjata kimia telah digunakan setidaknya 17 kali selama perang saudara Suriah.

Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW), menuduh rezim Bashar al-Assad yang didukung Rusia telah menggunakan senjata kimia.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Rusia, telah berusaha untuk menyangkal bahwa rezim Suriah telah menggunakan senjata kimia.

Pada April 2018, tanpa bukti pendukung, Rusia menuduh Inggris berada di balik serangan klorin di Douma yang menewaskan 40 orang.

Tetapi fakta bahwa senjata kimia yang terlibat dikirim melalui serangan udara membuat OPCW menyimpulkan bahwa angkatan udara Suriah bertanggung jawab.

Sementara itu, para pejabat Barat menilai bahwa kemajuan militer Rusia telah "sangat lambat" dalam serangan ke Ukraina beberapa hari terakhir.

Perlawanan Ukraina yang lebih besar dari yang diduga. Kemudian perencanaan serta logistik Rusia yang buruk, memperlambat kemajuan serangan Rusia.

Seorang pejabat mengatakan mereka yakin tentara Rusia memposisikan ulang dan mencoba untuk mengambil pelajaran ketika pasukannya maju menuju Kiev dari timur sementara mereka juga tetap berada di posisi barat laut kota.

Awal pekan ini, Institute for the Study of War, sebuah thinktank AS, mengatakan pihaknya yakin pasukan Rusia secara bertahap membangun serangan terhadap Kiev dalam 24-96 jam mendatang.

Tetapi masih belum jelas apakah Rusia dapat memusatkan kekuatan yang cukup untuk memulai serangan terhadap ibu kota, yang sebelum perang berpenduduk 3 juta jiwa.
Para pejabat Barat memperingatkan keprihatinan serius mereka bahwa Vladimir Putin dapat menggunakan senjata kimia di Kyiv.

Para pejabat Barat mengatakan serangan benar-benar mengerikan di ibukota Ukraina, padahal pasukan Rusia masih berusaha mengatasi masalah logistik yang tampaknya mengganggu pasukan menuju Kiev.***

Editor: Dwi Novianto

Tags

Terkini

Terpopuler