Vladimir Putin Minta Pemegang Saham Rusia Mengambil Langkah Strategis, Efek Nilai Tukar Rubel Hancur

27 Februari 2022, 14:51 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin /Arif Rohidin/

SEPUTARTANGSEL.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin telah memanggil para pebisnis dan pemegang saham utama di negaranya ke Kremlin. Putin menjelaskan bahwa dia tidak punya pilihan selain melakukan operasi militer di Ukraina.

Putin meminta pebisnis agar dapat melakukan langkah strategis seiring menurun pasar saham dan nilai tukar rubel (mata uang Rusia)

“Tidak ada pilihan lain selain memerintahkan operasi khusus melawan Ukraina,” kata Putin dikutip SeputarTangsel.Com dari Reuters, pada Minggu 27 Februari 2022.

Baca Juga: Donald Trump Kutuk Invasi Rusia di Ukraina, AS dan Sekutu Akan Beri Sanksi

Putin mengatakan semua upaya Moskow untuk mengubah situasi keamanan belum membuahkan hasil. Kemudian, kata Putin, dia memahami para pebisnis Rusia mendapatkan imbas dari sanksi ekonomi yang diberikan negara-negara Barat.

Dalam pertemuan yang disiarkan televisi dengan para pemimpin bisnis, Putin mengatakan kepada kepala Persatuan Industrialis dan Pengusaha, Rusia Alexander Shokhin, bahwa Moskow telah dipaksa untuk mengambil tindakan operasi militer dan telah diprediksi bahwa sanksi ekonomi pada Rusia akan diterapkan.

"Kita semua memahami dunia tempat kita tinggal mendapat dampak dari operasi militer, dan kita perlu bersiap dengan langkah strategis untuk mengantisipasi kebijakan sanksi ekonomi Barat," kata Putin. "Rusia tetap menjadi bagian dari ekonomi global."

Baca Juga: Fadli Zon: Saya Setuju, Hanya Pak Jokowi yang Bisa Menengahi Perang Rusia dan Ukraina

Shokhin mengatakan Rusia harus merangsang permintaan ekstra untuk utang pemerintah dari investor swasta. Hal ini mengingat sanksi baru Barat terhadap obligasi negara Rusia. Barat memperingatkan sanksi baru akan lebih keras dari yang sebelumnya dan dapat mengganggu logistik dan rantai pasokan.

Putin juga mendesak negara-negara Barat untuk tidak menerapkan sanksi pada proyek-proyek iklim.

"Saya ingin berterima kasih atas apa yang telah dilakukan para pebisnis sejauh ini dalam kondisi yang agak sulit," kata Putin kepada Shokhin

Baca Juga: Ashton Kutcher dan Mila Kunis Dukung Ukraina di Tengah Invasi Rusia

Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden mengatakan Rusia sendiri yang bertanggung jawab atas kematian dan kehancuran yang akan ditimbulkan oleh serangannya terhadap Ukraina. Sanksi ekonomi akibat invasi Rusia, dan ini akan menghancurkan perekonomian Rusia sendiri.

Sementara itu, oposisi Rusia dan politikus barat mendesak adanya sanksi lanjutan kepada para taipan Rusia. Hal ini karena para pebisnis Rusia dianggap memberikan bantuan kepada rezim Putin.

Salah seorang pebisnis kaya dari Rusia yang dikenai sanksi oleh AS adalah Gennady Timchenko. Pemegang saham terbesar produsen gas Novatek ini mencatatkan penurunan harta kekayaan hingga 6,62 miliar dolar (year to date), menurut Bloomberg Billionaires Index. Total kekayaannya mencapai 15,8 miliar dolar.

Baca Juga: Indonesia Ditunjuk Jadi Tuan Rumah ASEAN Para Games 2022, Juli 2022, Menpora: Presiden Bilang Ambil

Dia juga sempat dikenai sanksi pada 2014 pada saat Rusia menyerang Krimea.
Saham Eropa jatuh dengan indeks acuan akan memasuki koreksi teknis. Stoxx Europe 600 turun lebih dari 2 persen, membawa penurunan dari rekor tertinggi pada Januari menjadi 10 persen.

Sementara itu, rubel Rusia merosot ke rekor terendah dan pasar saham ambruk 45 persen, penurunan terbesar yang pernah terjadi. Sejumlah tank Rusia dilaporkan meluncur ke Ukraina dari Krimea. ***

Editor: Taufik Hidayat

Tags

Terkini

Terpopuler