5 Pemimpin Terburuk di Dunia Selama Pandemi Covid-19: Ada yang Sampai Berbohong, Nomor 4 Ngeselin Banget!

6 Oktober 2021, 11:54 WIB
5 Pemimpin terburuk di dunia selama pandemi Covid-19, salah satunya Donald Trump /Foto: REUTERS/Jim Bourg/

SEPUTARTANGSEL.COM - Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak awal tahun 2020 lalu memang menjadi pukulan telak bagi sejarah hidup manusia.

Akibat pandemi Covid-19 ini, korban jiwa pun berjatuhan. Terhitung 4,55 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat terpapar virus Corona.

Dilansir SeputarTangsel.com dari Quartz India, Covid-19 memang sulit dikendalikan dan para pemimpin politik hanyalah bagian dari kalkulus dalam hal manajemen pandemi.

Baca Juga: Peneliti Amerika Sebut Efektivitas Vaksin Covid-19 Pfizer Turun Setelah 6 Bulan  

Beberapa pemimpin negara di dunia dilaporkan masih minim usaha untuk memerangi pandemi Covid-19 di wilayah mereka. Banyak yang meremehkan, mengabaikan sains, hingga mengabaikan intervensi kesehatan.

Adapun 5 pemimpin negara terburuk di dunia selama pandemi Covid-19 adalah sebagai berikut:

1. Narendra Modi dari India

Perdana Menteri India, Narendra Modi Reuters/Brendan Mcdermid

Perdana Menteri Narendra Modi dinilai gagal oleh rakyatnya karena pada Mei 2021, India menjadi pusat baru pandemi global dengan catatan kasus positif Covid-19 harian capai 400.000 kasus.

Selama tsunami Covid-19 di negara itu, banyak pasien sekarat karena minimnya fasilitas kesehatan. Termasuk di antaranya keterbatasan oksigen.

Sebelumnya pada Januari 2021, Narendra Modi telah mengklaim bahwa India telah membendung virus Corona dengan efektif pada pernyataannya di forum global.

Baca Juga: Rencana Longgarkan Pintu Masuk, Singapura Justru Alami Lonjakan Kasus Covid-19

Bahkan pada April 2021, Modi dan anggota partainya mengadakan rapat umum kampanye di luar ruangan sebelum pemilihan April.

Selain itu, dia juga mengizinkan festival keagamaan yang menarik jutaan orang dan berlangsung mulai Januari hingga Maret 2021.

Pejabat kesehatan di negara itu percaya, festival keagamaan menjadi salah satu faktor penyebab tsunami Covid-19 di India.

2. Jair Bolsonaro dari Brasil

Presiden Brasil Jair Bolsonaro

Presiden Brasil Jair Bolsonaro gagal menyelamatkan banyak warganya setelah menganggap Covid-19 hanya sebagai flu kecil.

Jair Bolsonaro mengintervensi kementerian kesehatan di negaranya dengan mencampuri urusan administrasi seperti pengungkapan data dan pengadaan vaksin.

Selain itu, dia menghalangi upaya pemerintah bagian untuk menerapkan pembatasan sosial, serta menggunakan kekuatan dekritnya untuk tetap mengizinkan sektor bisnis tetap buka, termasuk spa dan gym.

Bolsonaro juga mempromosikan obat-obatan yang belum terbukti untuk mengobati pasien Covid-19. Salah satunya adalah hydroxychloquine.

Lebih jauh, dia justru menyalahkan pemerintah negara bagian, China, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) atas krisis Covid-19 di negaranya.

Baca Juga: Sempat Sukses Hadapi Pandemi, Kini Covid-19 Vietnam Melonjak, Alvin Lie: Kita Tak Boleh Lengah dan Sembrono

3. Alexander Lukashenko dari Belarusia

Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko Facebook.com/@rt

Presiden Belarusia Alexander Lukashenko dilaporkan telah mengabaikan pandemi Covid-19 dengan menolak percaya terhadap keberadaan virus Corona.

Di saat negara-negara lain sudah mulai melakukan lockdown, Alexander Lukashenko justru memilih untuk tidak melakukan pembatasan apapun untuk mencegah penyebaran Covid-19 di negaranya.

Dia justru mengklaim bahwa virus Corona dapat dicegah dengan minum vodka, mengunjungi sauna, dan bekerja di ladang.

Pada musim panas 2020, Alexander Lukashenko mengatakan bahwa dirinya telah terpapar Covid-19 namun tak menunjukan gejala apapun.

Karenanya, dia tetap kukuh mengatakan bahwa Covid-19 bukanlah ancaman serius.

Baca Juga: WHO Terus Pantau Varian Virus Covid-19 Baru yang Diberi Nama Mu

4. Andres Manuel Lopez Obrador dari Meksiko

Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador REUTERS/Henry Romero

Akibat kegagalan kepemimpinan Andres Manuel Lopez Obrador, Meksiko memiliki tingkat kematian akibat Covid-19 di dunia.

Selama pandemi melanda negaranya, Andres Manuel Lopez Obrador justru meminimalisir situasi darurat. Dia dilaporkan menolak memberlakukan lockdown dan malah mengadakan rapat umum secara nasional.

Selain itu, Obrador kerap kali menolak menggunakan masker.

Parahnya, anggaran kesehatan yang digelontorkan hanya sedikit, sehingga para ahli mengatakan bahwa anggaran tersebut tidak akan cukup untuk mengatasi pandemi Covid-19 di Meksiko.

Baca Juga: WHO dan China Dituduh Bersekongkol untuk Tutupi Pandemi Covid-19 karena Hal Ini, Bukti-bukti Diungkap

5. Donald Trump dari Amerika Serikat

Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Presiden Donand Trump dinilai telah menghancurkan Amerika Serikat setelah negeri Paman Sam itu dilanda krisis kesehatan yang parah selama 100 tahun terakhir akibat pandemi Covid-19.

Donald Trump sering kali menyangkal pandemi Covid-19 yang melanda negaranya, menyebarkan informasi yang salah, hingga kepemimpinan buruk yang dinilai telah merugikan negara.

Selama pandemi Covid-19, angka kesenjangan sosial di Amerika Serikat pun meningkat. Hal ini memperkuat ketidaksetaraan seperti kemiskinan, ketidakstabilan, dan buruknya kualitas pendidikan.

Buruknya, Trump justru menyalahkan China atas Covid-19 dan menyebarkan ujaran rasialisme kepada negera tersebut.***

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum

Sumber: Quartz India

Tags

Terkini

Terpopuler