Perang Antara China dan Amerika Serikat Disebut Semakin Dekat karena Presiden Xi Jinping Kehilangan Kesabaran

19 September 2021, 09:37 WIB
Perang antara China dan Amerika Serikat disebut semakin dekat karena Presiden Xi Jinping tengah terburu-buru /Foto: REUTERS/Jason Lee/

SEPUTARTANGSEL.COM - Perang antara China dan Amerika Serikat (AS) disebut semakin dekat. Hal ini diungkapkan langsung oleh mantan wakil direktur MI6, Nigel Inkster.

Menurut Nigel Inkster, konfrontasi antara China dan Amerika Serikat sudah berada di angka 8, dari skala 1 hingga 10.

Pernyataan Inkster menyusul peringatan Taiwan kepada 10 pesawat China yang memasuki zona pertahanan udara mereka.

Baca Juga: Imbas Ketegangan Dua Negara, Pelajar China Terkena Penolakan Visa di AS  

Selain itu, Taiwan juga telah mengumumkan peningkatan anggaran militer sebesar USD 9 miliar untuk melawan ancaman dari China.

Kondisi ini diperparah dengan adanya kekhawatiran bahwa pakta pertahanan AUKUS yang baru saja ditandatangani Inggris, Amerika Serikat, dan Australia dapat menyebabkan Inggris terseret ke dalam perang China atas Taiwan.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian menyebut pakta AUKUS sebagai contoh mentalitas perang dingin yang sudah usang.

Baca Juga: PBB Masih Cari Bantuan untuk Cegah Krisis Kemanusiaan di Afghanistan, China dan Pakistan Gerak Cepat  

"Skenario kasus terbaik adalah bahwa baik China maupun AS menyadari bahwa mereka setara secara militer dan tidak memiliki keuntungan besar. Pengakuan itu dapat memastikan perdamaian yang berkelanjutan jika retak. Itulah harapan terbaik yang kami miliki," kata Inkster, dilansir SeputarTangsel.com dari Express pada Minggu, 19 September 2021.

Lebih lanjut, Inkster mengatakan, saat ini negara-negara Barat sedang mendekati titik kritis, di mana China sedang menyimpulkan bahwa reunifikasi damai dengan Taiwan mustahil.

Terlebih, Presiden Xi Jinping juga tengah terburu-buru sebelum dirinya meninggalkan jabatannya saat ini.

Menurut Inkster, negeri Tirai Bambu itu akan mengerahkan semua fokus dan upaya mereka pada opsi militer.***

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum

Tags

Terkini

Terpopuler