Taliban Umumkan Pemerintah Baru Afghanistan, Begini Respons Amerika Serikat dan China

8 September 2021, 20:37 WIB
Taliban umumkan pemerintah Afghanistan baru sementara /Reuters/

SEPUTARTANGSEL.COM – Taliban mengumumkan pemerintah baru Afghanistan,l pada Selasa, 7 September 2021 waktu setempat.

Pemerintah baru Afghanistan ini diumumkan, tepat 3 minggu setelah mereka menguasai ibukota Kabul. Hal ini pun mendapat reaksi keras dari dunia, terutama AS dan sekutu.

Pasalnya pemerintah baru Taliban dinilai terdiri dari orang-orang yang kontroversial.

Baca Juga: AS dan Sekutu Blokir Akses Cadangan Afghanistan, Biden Yakin China Akan Membuat Pengaturan dengan Taliban  

Apalagi sebelumnya, Amerika Serikat (AS) dan sekutu Barat yang tergabung dalam Kelompok G20 sudah memblokir akses Taliban ke cadangan Afghanistan yang berada di New York.

Mereka ingin pemerintah baru Taliban membuktikan janji untuk menjamin hak-hak perempuan dan keamanan.

Melansir dari Al Jazeera, Taliban telah mengumumkan pemerintah sementara Afghanistan yang semuanya laki-laki.

Baca Juga: Daftar Lengkap Susunan Kabinet Pemerintahan Baru Afghanistan di Bawah Taliban

Dalam nama-nama yang diumumkan, ada Mullah Mohammad Hasan Akhund selaku menteri senior yang pernah menjabat pada masa pemerintahan Taliban tahun 1990-an.

Selain itu, ada pula Abdul Ghani Baradar yang mengawasi penandatanganan perjanjian penarikan mundur pasukan AS pada tahun 2020. Abdul Ghani ditunjuk sebagai Wakil Perdana Menteri.

Dari semua pejabat pemerintahan sementara Afghanistan, yang paling kontroversial adalah Sirajuddin Haqqani.

Baca Juga: Keras, Ali Mocthar Ngabalin Peringati Ormas Pendukung ISIS, Taliban, Khilafah dan Intoleran

Tokoh ini adalah salah satu pendiri jaringan Haqqani yang diklasifikasikan sebagai kelompok teroris oleh Washington.

Dia merupakan salah satu orang yang paling dicari oleh FBI karena keterlibatannya dalam sebuah serangan bunuh diri dan berhubungan dengan al-Qaeda.

AS mengaku prihatin dengan daftar nama orang yang menjabat dalam pemerintahan baru sementara Afghanistan.

Baca Juga: Pemimpin Perlawanan Afghanistan NRFA di Panjshir Siap Lakukan Pembicaraan dengan Taliban  

“Kami mencatat daftar nama yang diumumkan secara eksklusif terdiri dari individu yang menjadi anggota Taliban atau rekan dekat mereka dan tidak ada wanita. Kami juga prihatin dengan afiliasi dan rekam jejak beberapa individu,” ujar juru bicara Departemen Luar Negeri AS.

“Kami akan menilai Taliban dengan tindakannya, bukan kata-katanya,” sambungnya.

Sementara itu, China mengatakan pihaknya menyambut baik berakhirnya tiga minggu anarki di Afghanistan dengan pembentukan pemerintah baru sementara.

China juga menyatakan kesiapan untuk membangun hubungan persahabatan dengan kelompok itu setelah pengambilalihan mereka. ***

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum

Tags

Terkini

Terpopuler