Usai Kuasai Afghanistan, Taliban Janjikan Perdamaian dan Jaminan Hak-Hak Perempuan di Bawah Pemerintahannya  

18 Agustus 2021, 11:37 WIB
Pasukan Taliban berpatroli di Kabul, Afghanistan /Foto: Reuters/ Stringer///

SEPUTARTANGSEL.COM – Taliban yang menguasai Afghanistan sejak Minggu, 15 Agustus 2021, perlahan-lahan mulai mengatur jalannya pemerintahan.

Warga dari luar negeri berbondong-dondong meninggalkan negara tersebut pasca dikuasainya pemerintahan oleh pasukan Taliban. Begitu pula dengan warga Afghanistan yang sebelumnya membantu pemerintahan dukungan Amerika Serikat (AS). Semua memenuhi bandara dan menyebabkan kekacauan, karena khawatir dengan keamanan dirinya.

Taliban yang berkuasa kembali setelah digulingkan 20 tahun yang lalu, menjanjikan perdamaian. Mereka juga menjamin hak-hak perempuan. Semua diatur sesuai dalam kerangka Islam yang diyakini.

Baca Juga: Ustadz Yahya Waloni Meninggal Dunia karena Covid-19? Cek Faktanya

“Kami tidak menginginkan musuh internal atau eksternal,” ujar Juru Bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, dikutip SeputarTangsel.Com dari Reuters, Rabu, 18 Agutus 2021.

“Perempuan akan diizinkan untuk bekerja dan belajar dan akan sangat aktif dalam masyarakat. Namun dalam kerangka Islam,” ujar Zabihullah Mujahid menambahkan pada keterangan pers pemerintahan Taliban yang pertama.

Seperti diketahui, selama pemerintahan Taliban tahun 1996-2001, mereka mengatakan negara dipandu hukum syariah Islam.

Baca Juga: Terpilih Jadi Duta FFI 2021, Prilly Latuconsina: Kualitas Aktor Lebih Penting daripada Followers

Perempuan dilarang bekerja. Anak perempuan tidak diizinkan pergi ke sekolah. Selain itu, perempuan juga harus mengenakan burga yang menutupi semua bagian tubuh, kecuali mata jika ingin pergi keluar.

Untuk seluruh warga negara Afghanistan, Mujahid mengatakan, mereka tidak akan membalas dendam kepada mantan tentara dan pejabat pemerintah sebelumnya. Amnesti diberikan kepada semua mantan tentara, kontraktor, dan penerjemah yang bekerja untuk pasukan internasional.

"Tidak ada yang akan menyakiti Anda, tidak ada yang akan mengetuk pintu Anda," katanya Mujadid menegaskan.

Baca Juga: Heboh Kaesang Unggah 'Saya Siap untuk RI 1': Sumpah Marketingnya Kepedean

Dia juga menambahkan, akan ada "perbedaan besar" antara Taliban sekarang dan 20 tahun yang lalu.

Banyak negara internasional dan PBB memang menyerukan, pencairan hukum di Afghanistan. Mereka menginginkan perdamaian dalam pemerintah yang baru dibentuk dan mengembalikan hak-hak perempuan.

“Jika (Taliban) menginginkan rasa hormat, jika mereka menginginkan pengakuan dari komunitas internasional, mereka harus sangat menyadari fakta bahwa kita akan melihat bagaimana perempuan dan anak perempuan diperlakukan. Lebih luas lagi, komunitas sipil diperlakukan oleh mereka, saat mereka mencoba membentuk pemerintahan," ujar Duta Besar AS untuk PBB Linda, Thomas-Greenfield, pada hari Selasa, 17 Agustus 2021. ***

Editor: Muhammad Hafid

Tags

Terkini

Terpopuler