Arab Saudi, Pembeli Terbesar Senjata Prancis

12 Juni 2021, 08:30 WIB
Militer Arab Saudi /Sumber: Asharq Al Awsat / Reuters/

SEPUTARTANGSEL.COM – Arab Saudi merupakan pembeli terbesar senjata Prancis pada 2020. Riyadh telah mengimpor senjata senilai lebih dari $ 850 miliar.

Hal ini disebutkan Kementerian Pertahanan Prancis.

Laporan tahunan ekspor senjata yang diserahkan Kementerian Pertahanan ke Parlemen Prancis pada Selasa, 1 Juni 2021, menyebutkan Arab Saudi masih menjadi pembeli utama senjata Prancis pada 2020.

Baca Juga: Dukungan Yaman terhadap Palestina Dinilai Hamas Sebagai Contoh Persatuan Bangsa Arab dan Muslim

Meskipun negara ini telah memotong ekspor senjata sebesar 41 persen pada tahun lalu.

Penurunan drastis ekspor senjata disinyalir akibat dari krisis Covid-19 dan kurangnya kontrak besar sehingga memungkinkan Prancis hanya mengumpulkan 4,9 miliar euro. Berbeda dengan tahun sebelumnya yang memperoleh 8,3 miliar euro.

Laporan itu menyebutkan klien terbesar adalah Arab Saudi (€ 704 juta), Amerika Serikat (€ 434 juta), dan Maroko (€ 426 juta).

Baca Juga: Pejabat Irak: AS Takut pada Pasukan Hashd Al Shaabi

Ekpor senjata Prancis ke Arab Saudi menjadi perhatian berbagai organisasi dan kelompok hak asasi manusia.

Akhir tahun lalu, 14 organisasi kemanusiaan dan hak asasi manusia menyerukan diakhirinya ketidakjelasan ekspor senjata Prancis dan untuk membangun kontrol yang nyata oleh parlemen atas ekspor semacam itu.

Mereka menyatakan bahwa penjualan senjata Prancis bertanggung jawab atas pelanggaran serius tertentu terhadap hukum humaniter. Khususnya di Yaman.

Baca Juga: Bikin Terenyuh, Pemimpin Armenia Menawarkan Putranya Sebagai Ganti Tawanan Perang

Laporan Institut Riset Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) menyebutkan bahwa AS menyumbang 37 persen dari penjualan senjata global antara 2016 dan 2020. Arab Saudi adalah importir senjata terbesar di dunia selama periode tersebut.

"Hampir setengah dari penjualannya (47 persen) adalah ke Timur Tengah, dengan Arab Saudi menjadi penerima utama transfer senjata AS pada 2016–2020, yaitu menyumbang 24 persen dari ekspor senjata AS," sebut laporan itu pada Maret.

Agresi militer yang dipimpin Arab Saudi ke Yaman dimulai pada Maret 2015. Serangan pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi telah merenggut nyawa ratusan ribu warga Yaman baik secara langsung maupun tidak langsung.

Baca Juga: Ahli Sebut PPN atas Sembako Berpotensi Menaikkan Tingkat Kemiskinan

Agresi tersebut juga menyebabkan jutaan warga Yaman kehilangan tempat tinggal dan harus mengungsi. Serangan pasukan koalisi telah menghancurkan infrastruktur Yaman dan telah menimbulkan tragedi kemanusian terburuk. ***

Sumber: Pars Today

Editor: Ignatius Dwiana

Tags

Terkini

Terpopuler