SEPUTARTANGSEL.COM - Hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan Iran semakin dekat setelah AS kembali menindaklanjuti kesepakatan nuklir bersama Iran.
Kembalinya kesepakatan nuklir baru dengan Iran mendapatkan dukungan hangat dari Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Anthony Blinken bersama Menlu Prancis, Menlu Jerman dan Menlu Inggris.
Namun, Israel dengan keras menentang rencana Presiden AS Joe Biden tersebut.
Baca Juga: Isu Kudeta Partai Demokrat Masih Memanas, 7 Kadernya Dipecat!
Baca Juga: Isu Kudeta Partai Demokrat Memanas, Andi Arief Akui Moeldoko Masih Terus Bergerak dan Bersekongkol
Seperti yang dilaporkan oleh Perusahaan Penyiaran Publik Israel (IPBC), Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu telah mengadakan pertemuan konsultatif pada Selasa, 23 Februari 2021.
Adapun pertemuan tersebut berisikan pembahasan tentang keputusan yang akan dipilih Israel dalam menentukan pilihan, berupa dukungan ataukah memberikan penolakan atas rencana AS untuk melakukan perjanjian nuklir dengan Iran.
Selain itu, PM Netanyahu mengungkapkan Israel berusaha menekan dan membujuk Prancis, Inggris dan Jerman untuk memberikan tambahan poin sebelum menandatangani kesepakatan nuklir dengan Iran saat bernegoisasi.
Baca Juga: Moeldoko Soal Kudeta Demokrat: Jangan Menekan Saya, Karena Saya Bisa, Sangat Mungkin Melakukan
Baca Juga: Mobil Patroli Korlantas Polri Pakai Tesla Model 3 Seharga 1,5 Miliar, Hibah dari PP IMI
Hal tersebut menandakan ketidaksetujuan Israel yang sangat gencar mencegah Iran untuk mendapatkan senjata nuklir.
Sebelumnya seperti yang telah diketahui, bahwa hubungan Israel bersama Iran tidak harmonis.
Kerenggangan keduanya dipicu oleh sikap Iran yang mengutuk Israel yang dituduh telah melakukan pembunuhan terhadap salah satu ilmuwan nuklir terkemuka Mohsen Fakhrizadeh pada Jum'at, 27 November 2020 lalu.
Baca Juga: Gempa 5,1 SR Kembali Guncang Sumur, Banten
Baca Juga: Sudah Vaksinasi 2 Kali, 15 Nakes di Tangsel Positif Covid-19, Ini Penjelasan Ketua KIPI
Oleh sebab itu, pada pekan lalu, Israel menyatakan keberatan dengan keputusan Washington untuk kembali ke kesepakatan nuklir 2015, seperti dikutip SeputarTangsel.com dari Anadolu Agency pada Jum'at, 26 Februari 2021.
Pernyataan keberatan tersebut untuk menanggapi respons atas pesan Washington kepada Dewan Keamanan PBB pekan lalu terkait pembatalan sanksi yang dijatuhkan oleh Trump terhadap Iran.
Sementara itu, Uni Eropa mengatakan bahwa Iran dapat memenuhi kewajiban nuklirnya jika AS bergabung kembali ke dalam kesepakatan nuklir 2015.***