SEPUTARTANGSEL.COM - Pandemi Covid-19 yang menyerang sepanjang 2020 rupanya bukan satu-satunya pandemi terakhir di muka bumi ini.
Umat manusia sepertinya akan menghadapi sebuah pandemi di masa depan yang mengaruskan bekerja ekstra keras melawan sebuah penyakit menular.
Prediksi tersebut dikemukakan oleh seorang profesor emeritus dari pengobatan darurat Universitas Arizona, Kenneth Iserson. Menurutnya masyarakat Bumi sudah melihat sejumlah penyakit baru yang berpotensi menjadi penyakit X atau dikenal disease X.
Baca Juga: Buat Tenaga Kesehatan yang Akan Vaksinasi Covid-19, Segera Lakukan Verifikasi . Begini Caranya
Baca Juga: Update Angka Kasus Covid-19 Indonesia 3 Januari 2021: Tembus 6.887 Kasus
Penyakit X ini disinyalir merupakan penyakit menular parah yang belum diketahui manusia, termasuk sindrom pernapasan akut atau SARS dan Ebola.
"Ada kemungkinan penyakit yang belum diketahui namun sudah beredar dan memiliki implikasi untuk menghancurkan," kata dia, dikutip The Sun, Sabtu 2 Januari 2021.
Sayangnya, pandemi Covid-19 yang terjadi sepanjang tahun 2020 tidak membuat manusia di Bumi belajar banyak untuk mempersiapkan pandemi berikutnya nanti. Meski vaksin telah digadang-gadang menjadi jalan keluar dari pandemi, dikatakan Presiden Yayasan Kesehatan Masyarakat India, Srinath Reddy bukan menjadi perlindungan jangka panjang.
"Mikroba akan belajar untuk bermutasi. Pandemi baru dimulai dan mendatangkan malapetaka sebelum kita bisa mengembangkan vaksin atau menguji obat melawan pandemi itu," kata dia.
Baca Juga: Hari Ini Positivity Rate Indonesia Masih Tinggi Berarti Penularan Covid-19 Masih Tinggi
Baca Juga: Tenang, Stok Tahu dan Tempe Masih Aman Meski Harganya Sedikit Naik
Tindakan pencegahan terbaik menurut Iserson adalah adanya pengawasan aktif di tingkat internasional. Terutama untuk wilayah yang berpotensi jadi tempat pertama terjadi pandemi baru yakni China, Amazon dan Afrika Tengah.
Prediksi adanya pandemi baru di masa depan juga dikatakan pendiri Microsoft, Bill Gates. Menurutnya kedatangan penyakit baru tergantung penanganan dunia saat ini.
"Jika kita melakukannya dengan baik akan datang pada 20 tahun, namun tetap harus berasumsi akan datang dalam tiga tahun," ungkapnya.***