Donald Trump Tak Lagi Menjabat Saat Komet, Hujan Meteor, dan Gerhana

15 Desember 2020, 09:45 WIB
Ilustrasi /Sumber: Wallpaperflare/

SEPUTARTANGSEL.COM - Joe Biden resmi ditetapkan Electoral College memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat pada Senin, 14 Desember 2020. Berdasarkan hasil bersertifikat negara bagian.

Dia mengalahkan saingannya Donald Trump, kandidat dari Partai Republik.

Seluruh 50 negara bagian sekarang telah mengesahkan hasilnya.

Baca Juga: Habib Rizieq Penuhi Syarat Penangguhan Penahanan, Habib Aboe PKS Siap Jadi Penjamin

Baca Juga: Joe Biden Disahkan Jadi Presiden AS, Donald Trump Menolak: Saya Khawatir

Namun, secara kebetulan pada tanggal 14 Desember menjadi hari yang sangat menarik bagi planet dan sudut tata surya.

Pada hari yang sama, dunia mengalami hujan meteor, komet, dan gerhana matahari total.

Dilansir Seputartangsel.com dari Anonymous News disebutkan bahwa peristiwa itu terjadi setiap tahun tetapi ini tidak biasa.

Baca Juga: Waw, Ulama Nusantara Beri Dukungan Polda Metro Jaya, KH Marzuki Mustamar: Jangan Mundur

Baca Juga: Akhir Masa Jabatan, Donald Trump Buat Kebijakan Konfrontatif Baru untuk China

Beberapa ahli menyebutkan hujan meteor akan menjadi yang terbesar dan paling mengesankan yang pernah terlihat selama bertahun-tahun.

NASA melaporkan hujan meteor Geminid terjadi antara 4 Desember hingga 17 Desember setiap tahun. Dengan malam terbaik untuk dilihat pada 13 Desember dan 14 Desember.

NASA melaporkan bahwa puncaknya pada malam tanggal 13 Desember hingga pagi hari tanggal 14 Desember. Mereka yang melihat dari belahan bumi utara harus memiliki pemandangan yang bagus sepanjang malam, dengan puncaknya sekitar jam 2 pagi pada hari Minggu.

Baca Juga: Bantuan BST dari Kemensos Rp300 Ribu, Login dtks.kemensos.go.id untuk Cek Penerima, Begini Caranya

Baca Juga: 46 Persen Warga Ingin Donald Trump Menggugat Hasil Pilpres AS 2020

Pengamat dapat berharap untuk melihat hampir 60 meteor per jam, menurut NASA.

Beberapa jam setelah hujan meteor melanda akan muncul gerhana matahari total yang langka.

Di Amerika Selatan, keduanya paling terlihat. Pemirsa akan dapat melihat hujan meteor bersama dengan korona Matahari.

Baca Juga: Munarman Sebut Rekonstruksi Kasus Penembakan 6 Laskar FPI Semakin Menunjukkan Kejanggalan

Baca Juga: Manusia ke Mars pada 2026, Kata Elon Musk

Gerhana matahari total 14 Desember akan dimulai di Samudera Pasifik. Kemudian akan nampak jelas di dekat Saavedra Chili dan pertama kali muncul sebagai gerhana matahari sebagian pada pukul 11:38 waktu setempat menurut lembar fakta NASA.

Hal itu membuat tanggal 14 Desember 2020 semakin aneh. Persis di tengah-tengah antara dua ‘Gerhana Amerika Hebat’ yang juga merupakan peristiwa sangat langka.

Jangan lupa tentang komet. Ditemukan awal tahun ini oleh astronom Nicolas Erasmus saat bekerja di Observatorium Astronomi Afrika Selatan. Komet tersebut dikenal sebagai C / 2020 S3 atau Erasmus.

Baca Juga: Sempat Dirayu Jokowi untuk Kerja Sama, Ini Fakta Menarik Pendiri Tesla dan SpaceX, Elon Musk

Baca Juga: Simak Pelbagai Capaian Elon Musk, Penerima Penghargaan Axel Springer 2020

Seminggu kemudian, Yupiter dan Saturnus akan tampak lebih dekat bersama-sama dari planet Bumi daripada yang mereka miliki selama ratusan tahun. Konjungsi akan muncul di langit setelah matahari terbenam pada malam tanggal 21 Desember, menurut para peneliti.

Sejak musim panas, kedua planet telah mendekati satu sama lain lebih dekat daripada banyak generasi. Dari 16 hingga 25 Desember, keduanya akan terpisah.

Sayangnya ini terjadi di tengah situasi pandemi global. Mereka yang ingin mencari tahu tidak akan dapat melakukan perjalanan ke tempat pengamatan terbaik. Kebanyakan akan terjebak untuk mencoba mendapatkan pemandangan terbaik dari rumah.***

Editor: Ignatius Dwiana

Tags

Terkini

Terpopuler