SBY Dikabarkan Panik dan Memohon Bertemu Presiden Jokowi karena Ada Kepentingan, Cek Faktanya

23 Oktober 2021, 18:04 WIB
Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY dikabarkan panik dan memohon bertemu Presiden Jokowi /Foto: Instagram/@sbylovers/

SEPUTARTANGSEL.COM - Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono atau yang akrab disapa SBY dikabarkan panik dan memohon bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dalam informasi itu, disebutkan bahwa SBY memiliki kepentingan dan takut akan sesuatu hal bila benar-benar terjadi.

Informasi tersebut beredar setelah kanal YouTube Politik Nusantara mengunggah video berjudul "Berita Terkini ~ Mohon2 Ketemu JOKOWI,Tak Disangka Ternyata Ada Kepentingan Ini ! Nah Ketahuan Kan !" pada Rabu, 20 Oktober 2021.

Baca Juga: Kocak, Netizen Samakan SBY dengan Karakter Drakor Ini, Mirip Nggak Ya?

Hingga saat artikel ini ditulis, video tersebut sudah ditonton sebanyak 54.913 kali dan disukai 509 kali.

"DIAMBANG KEHANCURAN

MINTA KETEMU JOKOWI !!

PAK BEYE PANIK HAL INI TAKUT BENAR2 TERJADI" tulis narasi pada thumbnail video, sebagaimana dikutip SeputarTangsel.com dari kanal YouTube Politik Nusantara pada Sabtu, 23 Oktober 2021.

Thumbnail video yang mengatakan SBY panik dan memohon bertemu Presiden Jokowi Tangkapan Layar YouTube Politik Nusantara

Baca Juga: Benny Harman Puji Lukisan SBY: Sarat Pesan Pentingnya Menjaga Keharmonisan untuk Kebaikan Negeri

Namun setelah ditelusuri SeputarTangsel.com, klaim yang mengatakan bahwa SBY ingin bertemu Jokowi karena panik dan memiliki kepentingan adalah tidak benar.

Faktanya, tidak ada informasi resmi dan valid terkait hal tersebut.

Di dalam video berdurasi 10 menit 5 detik itu tidak terkandung informasi seperti apa yang diklaim pada judul.

Video tersebut hanya mengandung cuplikan pernyataan SBY terkait kasus penyadapan telepon genggam miliknya pada tahun 2017 silam.

Baca Juga: SBY Gelar Pameran Lukisan, AHY: Dukung Penuh Sebagai Healing Process

Selain itu, foto yang digunakan pada thumbnail video merupakan hasi editan atau suntingan.

Berdasarkan analisa di atas, maka dapat disimpulkan bahwa klaim yang beredar adalah hoaks.

Video tersebut termasuk ke dalam fabricated content, di mana 100 persen isinya tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.***

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum

Tags

Terkini

Terpopuler