Baca Juga: Setelah Lebih 90 Tahun, Lahir Bayi di Pulau Little Cranberry Untuk Pertama Kali
Selain itu, menurut Toni, perbankan Syariah secara umum berpotensi tumbuh dan berkembang di tengah tantangan ekonomi makro dan industri keuangan akibat pandemi.
Potensi pertumbuhan tersebut terlihat dari konsistensi kinerja positif industri perbankan syariah, sejak beberapa tahun terakhir.
Toni memberikan contoh kinerja mandiri Syariah, hingga akhir Agustus 2020 beberapa indikator kinerja Mandiri Syariah positif dan tumbuh, sehat dan sustain yakni mempunyai laba bersih tumbuh 26,58% secara year of year (yoy) menjadi Rp957 miliar (unaudited).
Baca Juga: Muhammadiyah Sesalkan Penyerangan Aparat Terhadap Relawan MDMC Saat Aksi 1310
Begitu juga dengan pembiayaan dengan mengalami pertumbuhan hingga 6,18% yoy menjadi Rp76,66 triliun di mana pembiayaan segmen ritel tumbuh 12,52% menjadi Rp48,55 triliun seiring strategi fokus yang ditetapkan.
Lalu, peningkatan laba bersih dan pembiayaan Mandiri Syariah tersebut ditopang pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai 13,17% yoy menjadi Rp99,12 triliun.
Toni juga menyampaikan bahwa selama proses integrasi maupun setelah integrasi, ketiga bank syariah dan para pemegang saham menjamin tidak akan ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Baca Juga: [Link Live Streaming] Hadapi Makedonia Utara Lagi, Shin Tae-yong Mantapkan Formasi
Para nasabah juga diminta untuk tidak khawatir karena layanan dan operasional untuk nasabah akan tetap berjalan berdasar pemenuhan kebutuhan nasabah (customer centric).