BRI Jadi Perusahaan Publik Terbesar di Indonesia 8 Tahun Berturut-turut Versi Forbes

- 24 Mei 2022, 21:13 WIB
Dalam pemeringkatan Forbes 2022 Global 2000 World’s Largest Companies, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI dinobatkan sebagai perusahaan publik terbesar di Indonesia selama delapan tahun berturut-turut.
Dalam pemeringkatan Forbes 2022 Global 2000 World’s Largest Companies, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI dinobatkan sebagai perusahaan publik terbesar di Indonesia selama delapan tahun berturut-turut. /Foto: Dok. BRI/

SEPUTARTANGSEL.COM – Dunia internasional kian mengakui konsistensi BRI dalam menghadirkan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Dalam pemeringkatan Forbes 2022 Global 2000 World’s Largest Companies, BRI pun dinobatkan sebagai perusahaan publik terbesar di Indonesia selama delapan tahun berturut-turut.

Pengamat ekonomi perbankan Bina Nusantara Universitas (Binus) Doddy Ariefianto menilai capaian BRI tersebut tidak lepas dari kinerja perseroan yang mampu terus tumbuh positif selama lebih dari 100 tahun.

Baca Juga: BRI Dinobatkan Jadi Best of The Best BUMN, Buah Sukses Jalankan Transformasi

Tidak hanya itu, BRI juga dinilai Doddy turut mampu menumbuhkan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sehingga memiliki social & economic values yang tinggi di dalam negeri.

Dengan menempati peringkat 1 di Indonesia dan 349 secara global, kata Doddy, merupakan indikasi kuat BRI mampu terus memperkuat fundamental bisnisnya.

“Forbes wajar saja memberikan penilaian itu karena BRI itu bank, pertama, track record-nya sudah lama bahkan lebih dari 100 tahun dengan kinerja positif yang berkelanjutan,” kata Doddy.

Baca Juga: Cerita Sukses UMKM BRI: Choirul Mahpuduah Bangun Komunitas Usaha Kampung Kue Surabaya Omzet Puluhan Juta

"Kedua, BRI satu-satunya bank di Indonesia yang cabangnya, atau network-nya paling ekstensif. Yang lain tidak ada yang bisa mengalahkan BRI. BRI punya kantor sampai plosok negeri, ada BRI Unit," tambahnya.

Strategi go smaller, go shorter, go faster dengan mengoptimalisasi sektor ultra mikro yang diterapkan perseroan juga dianggap jitu untuk mendongkrak kinerja bisnis.

Bahkan, Doddy mengatakan strategi tersebut juga sejalan untuk mendukung target 90% inklusi keuangan pada 2024 yang diusung Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Baca Juga: Hindari Kejahatan Social Engineering, Ini Tips BRI Agar Nasabah Menjaga Rahasia Data Pribadi

Terlebih, BRI saat ini telah terkonsolidasi dengan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan PT Pegadaian dalam Holding Ultra Mikro.

Menurut Doddy, aksi korporasi yang ditempuh BRI dengan memimpin Holding Ultra Mikro efektif untuk menciptakan pertumbuhan bisnis baru, terutama di sektor ultra mikro.

“Dengan bergabungnya Pegadaian dan PNM ke dalam BRI Group jadi spektrum produknya lebih banyak. Jadi kalau berhubungan dengan UMKM itu kita bicara macam-macam aspek. Ada yang membutuhkan kredit, atau baru empowering belum ke tahap pembiayaan, atau mungkin tidak bisa kredit jadi lewat Pegadaian,” imbuhnya.

Baca Juga: BRI Bentuk “BRILinkers”, Transformasi Paguyuban Agen BRILink untuk Perkuat Layanan Inklusi Keuangan

Lebih lanjut, Doddy menjelaskan, apresiasi Forbes sekaligus menandai pembuktian BRI dalam menjawab tantangan disrupsi di era digital.

Doddy menilai strategi BRI yang menerapkan ‘phygital’ di mana layanan fisik dan digital dikolaborasikan sudah sangat tepat.

“BRI memanfaatkan momentum. Layanan digitalnya lengkap, ada juga layanan dari officer-nya lewat mantri atau bahkan laku pandai," ujarnya.

Baca Juga: Coca-Cola Europacific Partners Indonesia Gunakan Corporate Billing Management BRI

"Bagaimanapun juga di Indonesia masih memerlukan touch antar manusia belum bisa sepenuhnya secara digital. Benar pakai istilah ‘phygital’. BRI sudah pada posisi bagus. Terkait teknologi tidak perlu terdepan. Karena harus diperhitungkan plus minusnya. Terlalu canggih juga belum tentu cocok untuk Indonesia,” ujarnya.

Sebagai informasi,terdapat 7 perusahaan publik di Indonesia yang masuk dalam daftar Forbes 2022 Global 2000, dan 4 di antaranya adalah perusahaan BUMN.

Dengan pencapaian ini, BRI menempati peringkat tertinggi di Indonesia untuk 8 tahun berturut-turut.

Untuk mendapat apresiasi dari Forbes tersebut, terdapat 4 aspek yang dinilai yakni sales, profit, assets, dan tentunya market value.

Mengutip data Forbes, tercatat volume sales BRI mencapai US$12,77 miliar. Adapun profit mencapai US$2,17 miliar, assets senilai US$117,74 miliar dan market value sebesar US$50,14 miliar.

Komitmen Jaga Pertumbuhan

Sementara itu, Direktur Utama BRI Sunarso menyebut BRI akan tetap fokus pada sektor UMKM sebagai backbone utama bisnis perseroan.

Komitmen tersebut tercermin dari komposisi penyaluran kredit UMKM di BRI yang telah mencapai 83,95% dari total portofolio kredit.

Maka dari itu, kata dia, perseroan akan terus memperkuat digitalisasi. Pasalnya, ketika fokus di UMKM terutama di ultra mikro akan menyentuh lebih banyak nasabah.

“Maka tantangannya dua, operational cost dan operational risk yang tinggi. Maka jawabannya untuk mereduksi operational cost dan operational risk itu adalah dengan digitalisasi,” jelas Sunarso.

Baca Juga: BRI Roadshow ke Unit Kerja Holding Ultra Mikro, Internalisasi Sinergi BRIGADE MADANI

BRI pun terus melakukan transformasi digital dengan memiliki layanan digital yang mumpuni seperti mobile banking BRImo, aplikasi pengajuan fasilitas dan layanan kredit BRISPOT, AgenBRILink, hingga aplikasi BRIAPI yang memungkinkan terintegrasi dengan aplikasi pihak ketiga.

Untuk mengimbangi layanan digital, perseroan pun akan mengedukasi masyarakat atau nasabah untuk lebih melek layanan perbankan digital.

Yaitu melalui penyuluh digital yang akan mengajari masyarakat sehingga lebih digital savvy yang mengemban tiga tugas utama.

Pertama, memberikan edukasi untuk rekening secara digital. Kedua, mengajari masyarakat untuk melakukan transaksi secara digital.

Baca Juga: BRI dan Sharing Vision Gelar Financial Data Challenge 2022, Dorong Pengembangan Data Scientist

Ketiga, mensosialisasikan dan mengajari masyarakat untuk mengamankan rekeningnya dari kejahatan digital.

Strategi tersebut cukup berhasil menjaga pertumbuhan bisnis BRI, di tengah kondisi ekonomi yang terus bangkit dan beranjak pulih dari pandemi, dalam tiga bulan pertama tahun 2022, BRI berhasil mencatatkan laba Rp.12,22 triliun atau tumbuh 78,13% secara year on year.

Sementara untuk aset, pada akhir Maret 2022 tercatat asset BRI Group tumbuh sebesar 8,99 persen yoy menjadi Rp.1.650,28 triliun.***

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

x