BRI Konsisten Tingkatkan Porsi CASA, Biaya Dana Semakin Efisien

- 9 Mei 2022, 17:01 WIB
Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu menyebutkan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI secara konsisten mampu meningkatkan porsi dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) sejak 2017. Hal ini mendorong efisiensi biaya dana atau Cost Of Fund (CoF) perseroan.
Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu menyebutkan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI secara konsisten mampu meningkatkan porsi dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) sejak 2017. Hal ini mendorong efisiensi biaya dana atau Cost Of Fund (CoF) perseroan. /Foto: Dok BRI./

SEPUTARTANGSEL.COM – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI secara konsisten mampu meningkatkan porsi dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) sejak 2017.

Pada periode kuartal I-2017 saja, porsi dana murah BRI sekitar 56,63% dengan nilai Rp397 triliun.

Kemudian per kuartal I-2022, porsi CASA BRI sudah menembus 63,8% dengan nilai Rp713,2 triliun.

Baca Juga: Pembiayaan Ultra Mikro BRI Selamatkan Petani dan Pedagang Kecil dari Jerat Rentenir

Demikian diungkapkan oleh Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu seraya menambahkan, hal ini mendorong efisiensi biaya dana atau Cost Of Fund (CoF) perseroan.

Dengan porsi CASA yang terus bertumbuh, CoF perseroan berhasil ditekan menjadi 1,7% pada kuartal I-2022.

“Hal ini membuktikan konsistensi BRI untuk mendorong kinerja ke depan. Secara berkelanjutan, kami akan terus meningkatkan dana murah sebagai sumber pendanaan," jelas Viviana Dyah Ayu.

Baca Juga: Kredit Kecil dan Menengah BRI Bertumbuh, Ekonomi Terdorong Lebih Bergairah

Dengan demikian, dapat memperbaiki struktur pendanaan dan struktur biaya dana sehingga menjadi lebih murah dan efisien,” tambahnya.

Peningkatan porsi CASA ini, katanya, merupakan bagian dari transformasi struktur liabilitas perseroan untuk mendukung bisnis yang berkelanjutan, yakni melalui transaction based product and services di segmen wholesale, serta penguatan fitur dan transaksi keuangan melalui Financial Super Apps BRImo.

Selain itu, peningkatan dana murah tak terlepas dari optimalisasi BRI terhadap 130 juta nasabah perseroan. Strategi tersebut dilakukan melalui penyediaan produk CASA BRI yang lengkap serta produk Giro.

Untuk tabungan sendiri, BRI memiliki Tabungan BRI BritAma, Simpedes dan Tabunganku.

Baca Juga: Digital Apps BRImo Mudahkan Nasabah BRI Selama Libur Lebaran 2022 dengan QRIS

Ke depan, perseroan terus berupaya meningkatkan pengalaman pelanggan dengan menciptakan kembali proses bisnis melalui AgenBRILink dan BRImo.

Perseroan juga menyediakan platform pembayaran yang disesuaikan untuk menangkap potensi pertumbuhan baru melalui BRI Open API.

Dalam rangka memperkuat sinergi dalam grup perseroan, BRI pun menangkap potensi likuiditas berdasarkan pada pasar komoditas melalui Pasar.id, dan rantai pembayaran komoditas.

Viviana optimistis, ke depan BRI tetap mampu meningkatkan porsi CASA, terlebih setelah bergabungnya PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) ke dalam BRI Group sejak September 2021 melalui Holding Ultra Mikro (UMi).

Baca Juga: Didukung BRI, UMKM Sepatu Ulat Sutra Samia Naik Kelas Hingga ke Mancanegara

Pasalnya, PNM memiliki potensi 11,7 juta nasabah dan Pegadaian 15,8 juta nasabah. Jumlah nasabah dari kedua entitas tersebut menjadi potensi yang besar untuk menabung atau membuka giro di BRI.

Tingkatkan Laba Konsolidasian

Terpisah, periset PT Verdhana Sekuritas Indonesia Nicholas Santoso dan Raymond Kosasih mengatakan, dengan menekan biaya dana tersebut, laba BRI secara konsolidasian diyakini akan terus meningkat ke depan.

Terlebih, CoF perseroan pada kuartal I-2022 merupakan rekor terendah dan turun 21 basis point secara tahunan.

Baca Juga: BRI Jadi Bank Terbaik dalam ESG IDX Leader, Raih Skor Tertinggi di Antara Perusahaan Perbankan Nasional

BRI pun memiliki likuiditas yang memadai untuk menyokong kinerja Pegadaian dan PNM yang kini diproyeksikan pula sebagai sumber pertumbuhan baru melalui Holding UMi.

“Kami pikir BRI sebagai bank induk memiliki likuiditas yang cukup besar sehingga dapat menekan biaya pendanaan untuk anak perusahaan Pegadaian dan PNM. Dengan demikian, bisa mengarah pada peningkatan konsolidasi profitabilitas untuk grup,” tulis keduanya dalam publikasi riset yang diterbitkan belum lama ini.***

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

x