Wall Street Berakhir di Zona Merah, Federal Reserve AS Naikkan Suku Bunga

- 11 Maret 2022, 07:43 WIB
ILUSTRASI Wall Street
ILUSTRASI Wall Street /CARLO ALLEGRI/REUTERS/

SEPUTARTANGSEL.COM - Wall Street yang merupakan bursa saham di Amerika Serikat kini telah berada di zona merah.

Wall street mengalami penurunan pada akhir perdagangan kamis waktu setempat atau Jumat, 11 Maret 2022 pagi WIB. Hal ini dipicu karena inflasi mencapai level tertinggi empat dasawarsa.

Inflasi yang mencapai level tertinggi dapat memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan menaikkan suku bunga utama pada akhir pertemuan kebijakan moneter minggu depan untuk mencegah ekonomi dari overheating.

Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina Bikin Investor Gelisah, Saham Wall Street Berbalik Melemah

Indeks Dow Jones Industrial Average merosot menjadi 112,18 poin atau 0,34 persen, menjadi menetap di 33.174,07 poin.

Indeks S&P 500 melemah menjadi 18,36 poin atau 0,43 persen, menjadi berakhir di 4.259.52 poin.

Terakhir Indeks Komposit Nasdaq yang kehilangan 125,59 poin atau 0,95 persen, menjadi ditutup pada 13.129,96 poin.

Sedangkan Enam dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor teknologi tergelincir 1,76 persen, memimpin penurunan.

Baca Juga: Harga Minyak Tembus 110 Dolar AS pada Kamis Pagi, Imbas Invasi Rusia ke Ukraina

Sementara itu, sektor energi melonjak 3,07 persen, menjadikannya kelompok dengan kinerja terbaik.

Kekhawatiran yang membayangi para investor, terhadap terjadinya invasi Rusia ke Ukraina. Membantu meyakinkan para pelaku pasar untuk memulai kembali pelarian mereka ke tempat-tempat yang aman.

Sementara itu ketiga indeks utama yaitu Dow Jones Industrial Average, S&P 500, dam Komposit Nasdaq telah berakhir di zona merah.

Baca Juga: Saham Inggris dan Jerman Terus Merosot Dua Hari Berturut-turut , DAX 20 Anjlok 3,85 Persen

Mereka mulai memangkas kerugian di akhir hari dan ditutup jauh di atas posisi terendah sesi, karena pasar ekuitas AS mengikuti hari terbaiknya dalam beberapa bulan pada Rabu, 9 Maret 2022 dengan memperbarui aksi jual multi-sesi.

Manajer portofolio di Kingsview Asset Management di Chicago, Paul Nolte beraggapan ini lebih sama.

"Ini lebih sama," kata Paul dilansir SeputarTangsel.Com dari Antara pada Jumat, 11 Maret 2022.

Paul juga mencatat bahwa volatilitas harian pasar ekuitas lebih didorong oleh geopolitik daripada berita ekonomi.

Awalnya harga konsumen melonjak pada Februari ke tingkat pertumbuhan tahunan 7,9 persen, menurut Departemen Tenaga Kerja, ini merupakan angka terpanas dalam empat puluh tahun.

"Angka IHK tidak jauh dari perkiraan," kata Paul.

"Akan ada lebih banyak lagi yang akan datang dalam satu atau dua bulan ke depan karena beberapa dari kenaikan harga-harga komoditas dimasukkan," lanjutnya.

Pasar sepenuhnya memperkirakan bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga dana Fed sebesar 25 basis poin pada akhir pertemuan kebijakan moneter minggu depan.

Data IHK menunjukkan Federal Open Market Committee (FOMC) bisa bergerak "lebih agresif" untuk mengekang inflasi di tahun mendatang, seperti dijanjikan oleh Ketua Fed Jerome Powell pekan lalu.

"Masih diperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga empat hingga tujuh kali dalam satu atau dua tahun ke depan untuk mengekang pertumbuhan ekonomi," kata paul.

"Yang memperumit ini adalah The Fed tidak pernah menaikkan suku bunga dengan kurva imbal hasil yang datar dan volatilitas ini begitu tinggi," lanjut Paul.

Menurutnya, mereka mencoba menaikkan suku bunga pada saat pasar sedang kacau.

Yang disebabkan oleh harga energi yang melonjak sebagai penyebab utama, dengan harga bensin melonjak 6,6 persen dalam satu bulan, meskipun laporan tersebut tidak mencerminkan keseluruhan lonjakan harga minyak mentah setelah tindakan Rusia di Ukraina.

Invansi Rusia ke Ukraina membuat kegelisahan geopolitik memuncak di berbagai negara terutama bagi pelaku pasar.

Pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina, menunjukkan sedikit kemajuan bahkan ketika krisis kemanusiaan terungkap dan tekanan pasokan minyak dunia terus membebani pasar global.***

Editor: Dwi Novianto


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah