Baca Juga: Hazard Kembali, Real Madrid Hajar Inter Dua Gol Tanpa Balas
"Teknologi modern pembangkit sudah sangat maju. Emisinya secara ketat dikontrol jauh bahkan jauh lebih kecil dari 5 mikron. Padahal, debu-debu di jalan itu antara 5 hingga 15 mikron," kata Budi Santoso.
Sementara Ketua Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia Wiluyo Kusdwiharto menuturkan, produksi listrik yang murah akan mendorong penyediaan listrik ke masyarakat, industri, bisnis yang kompetitif, dan akan menjadi daya tarik bagi industri.
Untuk pemenuhan listrik tersebut maka negara harus memenuhi prinsip kecukupan, keandalan, keberlanjutan, keterjangkauan, dan keadilan. Apalagi tarif listrik menjadi salah satu penentu kemudahan berbisnis.
Baca Juga: Bertahan dari Covid-19, Kisah Dokter Twindy Rarasati
Baca Juga: Maradona Meninggal, Ronaldo: Dunia Mengucapkan Selamat Tinggal pada Sosok Jenius yang Abadi
Wiluyo Kusdwiharto mengakui batu bara masih merupakan bahan bakar utama pembangkit listrik di Indonesia, yaitu mencapai 60 persen.
Namun, pembangkit tersebut sudah makin ramah lingkungan karena menggunakan teknologi pengolahan yang modern.***