Wall Street: Nasdaq dan S&P 500 Turun Akibat Inflasi yang Tinggi

12 Maret 2022, 06:15 WIB
Ilustrasi aktivitas di bursa saham Wall Street /Dok. Wall Street Journal

SEPUTARTANGSEL.COM - Nasdaq dan S&P 500 jatuh pada hari Jumat waktu setempat atau Sabtu pagi, 12 Maret 2022.

Pasalnya, saham teknologi dan pertumbuhan membebani.

Kemudian investor khawatir tentang konflik di Ukraina dan inflasi yang lebih tinggi karena perhatian beralih ke pertemuan kebijakan Federal Reserve minggu depan.

Baca Juga: Imbas Serang Ukraina, NYSE Hentikan Perdagangan Saham Berbasis di Rusia

Dow Jones Industrial Average mencatat kenaikan tipis dalam perdagangan Jumat sore karena investor mempertimbangkan perkembangan geopolitik terbaru.

Indeks telah dibuka lebih tinggi sebelum memudar setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan ada perubahan positif tertentu dalam pembicaraan dengan Ukraina, tanpa memberikan rincian apapun.

Menurut kepala strategi pasar di Miller Tabak, Matt Maley mengungkapkan Setelah melihat ada pemantulan di pertengahan minggu, masih ada terlalu banyak ketidakpastian yang terjadi di luar sana.

Baca Juga: Vladimir Putin Minta Pemegang Saham Rusia Mengambil Langkah Strategis, Efek Nilai Tukar Rubel Hancur

"Setelah kami melihat pemantulan di pertengahan minggu, masih ada terlalu banyak ketidakpastian di luar sana," kata Matt Maley, dilansir SeputarTangsel.Com dari Reuters pada Sabtu, 12 Maret 2022.

"Pasar mengalami beberapa hari Senin yang sulit, jadi saya pikir para pemain jangka pendek ingin mengambil beberapa chip dari meja," lanjutnya.

Dow Jones Industrial Average naik 10,94 poin, atau 0,03 persen, menjadi 33.185,01 poin.

S&P 500 kehilangan 17,82 poin, atau 0,42 persen, menjadi 4.241,7 poin, dan Nasdaq Composite turun 156,31 poin, atau 1,19 persen, menjadi 12.973,66 poin.

Saham perusahaan pertumbuhan megacap Apple Inc dan Tesla Inc masing-masing tergelincir menjadi 1,3 persen dan 4,8 persen untuk membebani S&P 500.

Baca Juga: Saham Amazon Melonjak, Mantan Istri Jeff Bezos Ikut Kecipratan

Sedangkan saham Meta Platforms (FB.O) turun menjadi 2,7 persen karena Rusia membuka kasus pidana terhadap induk Facebook.

Setelah jaringan sosial Facebook, mengubah aturan ujaran kebencian untuk memungkinkan pengguna menyerukan mati bagi penjajah Rusia dalam konteks perang dengan Ukraina.

Pertumbuhan saham juga berada di bawah tekanan karena imbal hasil Treasury AS 10-tahun melayang di dekat 2 persen.

Ekspektasi untuk kenaikan suku bunga oleh Fed pada pertemuan 15-16 Maret mendatang, sebagian besar disemen setelah data inflasi panas pada hari Jumat.***

Editor: Dwi Novianto

Tags

Terkini

Terpopuler