Berbekal Proposal Penelitian, Pratiwi Sudarmono Jadi Astronaut Pertama Indonesia

- 20 September 2020, 15:50 WIB
Astronaut perempuan pertama Indonesia Pratiwi Sudarmono.
Astronaut perempuan pertama Indonesia Pratiwi Sudarmono. /Foto: spacefacts.de/

SEPUTARTANGSEL.COM - Awalnya berangkat dari proposal penelitian untuk melihat ketahanan fisik manusia di luar angkasa.

Proposal penelitian itu kemudian mengantarkan Pratiwi Sudarmono menjadi ilmuwan yang mewakili Indonesia dalam kerja sama dengan lembaga antariksa Amerika Serikat (NASA).

Proposal penelitian itu sendiri dilatarbelakangi cita-cita NASA menempatkan koloni manusia di luar angkasa.

Baca Juga: Pilih Transaksi Digital Selama Masa PSBB, Simak Cara Top Up ShopeePay

Proposal penelitian itu pada akhirnya membawa perempuan bernama lengkap Pratiwi Pudjilestari Sudarmono ini menjadi astronaut perempuan pertama di Indonesia.

Dikutip Seputartangsel.com dari Antara, ketika itu Universitas Indonesia meminta Pratiwi Sudarmono turut serta memasukkan proposal penelitian.

Salah satu nilai tambah yang membuat penelitian Pratiwi Sudarmono disetujui adalah karena penelitiannya tidak membutuhkan alat besar yang bisa memakan ruangan di pesawat ulang-alik.

Baca Juga: Dokter Tirta Posting Siap Maju Pilpres 2024. Serius?

Dengan demikian, penelitian yang pakai alat besar dan berat tidak bisa diikutkan.

Setelah penelitiannya disetujui, Pratiwi Sudarmono pun didorong untuk mendaftarkan diri.

Tanpa dorongan itu, mungkin dia tidak jadi astronaut perempuan pertama dari Indonesia.

"Ke luar angkasa sesuatu yang sangat menantang waktu itu. Namun demikian, atas dorongan dari banyak pihak dan izin keluarga, saya ikut mendaftar, " kata Pratiwi Sudarmono di webinar bersama Komunitas Tintin Indonesia pada Sabtu, 19 September 2020.

Baca Juga: Meski Getol Bela Jokowi, Arief Poyuono Tetap Terusir dari Kepengurusan Partai Gerindra

Sistem Seleksi Yang Ketat

Pratiwi Pudjilestari Sudarmono menuturkan bahwa kesempatan untuk melihat bumi dari kejauhan menarik minat banyak kalangan di Indonesia kala itu.

Ketika Indonesia dapat kesempatan mengirim wakil untuk naik pesawat ulang-alik bersamaan dengan peluncuran satelit Palapa, Kementerian Riset dan Teknologi bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia mendiskusikan siapa orang yang tepat.

"Banyak calon para tentara, sebagian besar di antaranya para pilot pesawat pemburu, ada yang dari penerbangan Angkatan Laut. Banyak juga remaja, mahasiswa sampai ibu rumah tangga," ujar doktor bidang biologi molekuler dari Universitas Osaka ini.

Baca Juga: Besok Atau Lusa, Tangsel Tembus 1.000 Kasus Positif Covid-19

Ketika Indonesia diizinkan melakukan riset ilmiah berkenaan dengan misi luar angkasa tersebut, para ilmuwan dilirik sebagai kandidat yang bakal diberangkatkan.

Bukan cuma kemampuan fisik dan mental yang dipertimbangkan.

Tetapi juga kemampuan mengenai riset ilmiah. Penelitian itu bernama Indonesian Space Experiment.

"Maka dibuka kesempatan untuk ilmuwan lebih dulu untuk mengajukan penelitian luar angkasa," beber Pratiwi Pudjilestari Sudarmono yang menjadi Spesialis Muatan di misi wahana antariksa STS-61-H.

Baca Juga: Positif Covid-19, Ini Kondisi Terkini Ratu Dangdut Elvy Sukaesih

Misi Dibatalkan

Rencananya Pratiwi Pudjilestari Sudarmono akan diberangkatkan ke luar angkasa dengan pesawat ulang-alik Columbia pada 24 Juni 1986.

Namun misi itu dibatalkan. Karena pesawat Challenger meledak pada 28 Januari 1986, dalam waktu 73 detik setelah diluncurkan saat pesawat berada di ketinggian 15 kilometer.

Hal ini mengakibatkan program pesawat ulang-alik Amerika dihentikan.

Baca Juga: Update Corona Indonesia 19 September: Lagi-lagi Pecah Rekor, Tambah 4.168 Positif Covid-19

Tetapi Pratiwi Pudjilestari Sudarmono tetap menjalani pelatihan meski misi wahana antariksa Columbia dibatalkan NASA.

Selain itu, Pratiwi Pudjilestari Sudarmono tetap menjalani penelitian di Amerika Serikat meski misi ke luar angkasa batal.

Sejak Challenger meledak, fokus Pratiwi bergeser untuk penelitian yang dilakukan di kompleks NASA Amerika Serikat.

Baca Juga: Auto Kapok, Tiga Remaja Terancam Kehilangan Empat Jari Tangan Akibat Mencuri

"Semua penelitian di luar angkasa ada ground reserach untuk jadi perbandingan. Ada yang dilanjutkan, tetapi tentu saja data yang terkait penerbangan tidak bisa diperoleh," urainya.

"Tapi pada misi berikutnya yang sekarang terus berlangsung, beberapa hal banyak dieksplorasi lagi," pungkasnya.***

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

x