Terjadi berbagai aksi dari beberapa kelompok-kelompok yang menyerukan kebencian, juga mendorong orang lain untuk protes pembunuhan George Floyd.
Provokator menggunakan Facebook sebagai media untuk merekrut dan berkoordinasi, juga menyembunyikan gerakan yang disebut Boogaloo.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Negatif, Indonesia Hadapi Ancaman Resesi
Selebihnya, pihak Facebook melakukan pengawasan ketat terhadap kelompok tersebut.
Tujuan para pengikut Boogaloo, tidak lain adalah melakukan propaganda dengan memanfaatkan protes George Floyd, menghasut kekerasan dan meningkatkan konflik menjadi lebih luas.
Aksi kriminalitas terjadi di Amerika Serikat, melalui kelompok-kelompok yang menggunakan Facebook sebagai sarana untuk merekrut atau mengujar kebencian.
Baca Juga: BERITA BAIK: Dalam 2 Hari Terakhir, 163 Pasien Covid-19 Tangsel Sembuh
Publik memuji langkah baik Facebook menghapus ratusan akun yang terindikasi memprovokasi serta mengambil keuntungan pada protes kasus George Floyd.(*)