Facebook Izinkan Postingan Soal Kekerasan Atas Invasi Rusia Terhadap Ukraina dan Kematian Putin

- 11 Maret 2022, 09:41 WIB
Ilustrasi Facebook
Ilustrasi Facebook /Facebook/freepik/

Seruan untuk kematian para pemimpin akan diizinkan kecuali mengandung target lain atau memiliki dua indikator kredibilitas.

Seperti lokasi atau metode, kata satu email, dalam perubahan baru-baru ini pada aturan perusahaan tentang kekerasan dan hasutan.

Perubahan kebijakan sementara pada seruan kekerasan terhadap tentara Rusia berlaku di Armenia, Azerbaijan, Estonia, Georgia, Hungaria, Latvia, Lithuania, Polandia, Rumania, Rusia, Slovakia, dan Ukraina.

Baca Juga: Mark Zuckerberg Akan Rebranding Nama Baru Facebook, Fokus Pada Pengembangan Metaverse

Dalam email yang baru-baru ini dikirim ke moderator, Meta menyoroti perubahan dalam kebijakan ujaran kebencian yang berkaitan dengan tentara Rusia dalam konteks invasi.

"Kami mengeluarkan kebijakan kebijakan untuk mengizinkan pidato kekerasan T1 yang seharusnya dihapus berdasarkan kebijakan Ujaran Kebencian,” kata Meta dalam email.

“ketika: (a) menargetkan tentara Rusia, KECUALI tawanan perang, atau (b) menargetkan orang Rusia di mana jelas bahwa konteksnya adalah invasi Rusia ke Ukraina (misalnya, konten menyebutkan invasi, pembelaan diri, dll.)," lanjutnya.

Menurut penjelasan juru bicara Meta, mereka telah mengamati konteks khusus yaitu tentara Rusia yang digunakan sebagai proxy untuk militer Rusia.

"Kami melakukan ini karena kami telah mengamati bahwa dalam konteks khusus ini, (tentara Rusia) digunakan sebagai proxy untuk militer Rusia,” tulisnya dalam email.

“Kebijakan Ujaran Kebencian terus melarang serangan terhadap orang Rusia," lanjutnya.

Halaman:

Editor: Dwi Novianto


Tags

Terkait

Terkini