SEPUTARTANGSEL.COM - Ilmuwan asal Amerika Serikat (AS) dan China saling bekerja sama untuk mengembangkan embrio campuran manusia dan monyet pertama.
Hal itu ditujukan untuk mengubah transplantasi organ. Beberapa kritikus mengatakan, penelitian itu dapat membuka kotak pandora.
Para ilmuwan diketahui menumbuhkan embrio campuran atau chimera dalam tabung reaksi hingga 20 hari.
"Ini bukan karya yang tidak baik, tapi (salah satu) nilai yang sangat praktis," kata Penulis Utama Tan Tao yang berasal dari Universitas Sains dan Teknologi Kunming, dilansir Seputartangsel.com dari SCMP pada hari Jumat, 16 April 2021.
Sementara itu, Profesor Julian Savulescu dari Universitas Oxford mengatakan, penelitian tersebut dapat membuka kotak pandora.
Dalam penelitian ini, sel induk manusia disuntikkan ke dalam tahap awal embrio monyet.
Namun, hal tersebut tidak berjalan dengan baik. Sebagian besar embrio mati selama percobaan dan hanya beberapa yang bertahan.
Sayangnya, lagi-lagi embrio tersebut hanya memiliki 4 hingga 7 persen sel manusia.
Meski begitu, para ilmuwan tersebut yakin bahwa suatu hari nanti bagian tubuh yang mirip dengan manusia dapat dikembangkan oleh hewan yang lahir dengan se-sel ini.
Baca Juga: Alhamdulillah, Data Pengungsi Korban Bencana NTT Tinggal 4.182 Orang Dari 7.825 KK
Dengan begitu, maka setidaknya ada lebih dari 2 juta orang yang bisa mendapatkan transplantasi organ setiap tahunnya.
"Banyak orang meninggal saat menunggu, yang sangat menyedihkan," ujar Tao.
Sebagian besar organ vital manusia memang dapat diganti melalui proses tranplantasi, namun saat ini hal tersebut masih dihadapkan dengan masalah kekurangan donor dan kompatibilitas.
Penerima biasanya masih harus meminum obat untuk menekan sistem kekebalan tubuh mereka selama sisa hidup mereka.
Karenanya, para ilmuwan ini telah mengusulkan berbagai solusi termasuk mengubah gen hewan untuk mengurangi perbedaan dari gen manusia.***