Aksi doa bersama Siswa Sekolah Tahfidz Ash Shiddiq, Serua, Ciputat. /- IST
"Sampah dari proyek juga sering terbang ke sekolah dan rumah di sekitar sekolah. Untuk kotoran manusia sudah disampaikan ke pengelola, tapi baru dipindahkan setelah 3 hari," kata Galih.
Menurut Paisal, pihak sekolah sebelumnya sudah menemui pengelola, namun tidak ada perubahan. Sekolah juga sudah mengadukan ke Walikota, tetapi juga belum ada tanggapan.
"Jadi, mungkin dengan cara ini kami bisa berikhtiar supaya anak-anak kami, para penghafal Alquran bisa tetap bersekolah dengan aman, nyaman dan tetap sehat," tutur Paisal.
Sekolah Tahfidz Ash Shiddiq dengan latar belakang proyek Rusunami. - IST
Aksi para siswa dan guru itu akhirnya direspons dengan mediasi. Hadir dalam pertemuan, perwakilan dari Kelurahan Serua, Anggota DPRD Tangsel dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Hendra Alamsyah, Polsek Ciputat dan Satpol PP. Dari pihak PP Urban diwakili Koordinator K3, Giyat Sriyadi.
"Dalam mediasi, pihak PP Urban sepakat tidak menggunakan crane di atas lahan gedung sekolah pada jam pelajaran. Mereka juga berjanji akan mengurangi polusi debu dan pasir serta bahaya material yang berjatuhan ke area sekolah," jelas Paisal.
Sementara Giyat Sriyadi yang dihubungi Seputartangsel.co menolak berkomentar lebih jauh soal hasil kesepakatan.
"Notulensinya ada di Kelurahan Serua. Mohon maaf, saya tidak berwenang lebih jauh," katanya.