Reaktor Riset BATAN Tetap Beroperasi, Tidak Rusak Atau Bocor

18 Februari 2020, 09:22 WIB
proses pembersihan lokasi terindikasi terpapar radiasi, di wilayah Perumahan Batan Indah, Tangerang Selatan yang dilakukan BAPETEN bersama BATAN. /- Twitter @bapetenRI

SEPUTARTANGSEL.COM - Reaktor riset GA Siwabessy milik Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) di Serpong, Kota Tangerang Selatan, dipastikan tidak mengalami kebocoran atau kerusakan.

Dipastikan pula, temuan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) tentang adanya zat radioaktif di area kosong Komplek BATAN Indah, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan tidak berasal dari reaktor riset tersebut.

Demikian ditegaskan Kepala BATAN, Anhar Riza Antariksawan dalam keterangan persnya, Senin 17 Februari 2020.

"Hingga saat ini reaktor yang dioperasikan sejak 1987 itu tetap beroperasi dengan aman dan selamat," tegasnya.

Baca Juga: Ashraf Sinclair, Suami Bunga Citra Lestari, Meninggal Dunia

Menurut Anhar, di reaktor nuklir, Cs-137 adalah produk fisik yang berada di bahan bakar dan hanya akan terlepas, jika ada kejadian yg melibatkan kerusakan bahan bakar.

"Jika pelepasan terjadi, pasti akan langsung terdeteksi oleh sistem pemantau radiasi yang ada di gedung reaktor. Kalau ada yang terlepas di udara, maka akan tercatat oleh sistem pemantau radioaktivitas lingkungan yang ada," papar Anhar.

Masyarakat, lanjut Anhar, dapat turut memantau secara online besar radioaktivitas di sekitar Kawasan Nuklir Serpong di https://radmon.batan.go.id.

Baca Juga: 903 Jasad Janin Ditemukan, Polda Metro Jaya Buru Dokter Klinik Aborsi Online Ilegal

"Silahkan dicek apakah ada kenaikan paparan radiasi dan berapa besar paparan selama ini. Pengukuran oleh BAPETEN pada saat penemuan adanya paparan di atas ambang di lokasi lahan kosong itu juga menunjukkan bahwa tidak ada paparan di area lain yang dipantau dari Pamulang hingga Stasiun Serpong. Semuanya normal," tambahnya.

Andaikan itu penyebaran dari reaktor, tambah Anhar, sudah pasti tidak terlokalisir seperti yang ditemukan, karena akan mengikuti arah angin.

Menindaklanjuti temuan tersebut, Anhar langsung membentuk tim yang terdiri dari sejumlah pekerja radiasi dan petugas proteksi radiasi terlatih untuk melakukan clean up di lokasi ditemukannya zat radioaktif.

Baca Juga: Mengaku Salah, Tim Relawan Dudung Diredja Lepas Poster yang Dipaku di Pohon

Tim tersebut juga dibagi dengan kelompok penganalisis radiologi, medik dan unit pengamanan nuklir (UPN)

"Hingga saat ini, bersama BAPETEN dan didukung pula oleh Pemkot Tangsel dan Detasemen KBR (Kimia, Biologi dan Radioaktif) masih berlangsung proses clean up yang dilakukan oleh para pekerja yang berkompeten. Material yang diperkirakan sumber yang memancarkan radiasi paling besar telah diangkat. Saat ini zat tersebut diteliti oleh BAPETEN," tambahnya.

Sementara itu, tim clean up fokus untuk membersihkan dan mengangkat tanah yang terkontaminasi dan membawanya ke Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) BATAN.

Baca Juga: Animal Defenders Indonesia Polisikan Oknum Sopir Angkot Bekasi yang Pukul Kucing Hingga Mati

Anhar menegaskan, dalam rangka memberikan informasi yang benar dan akurat, dalam melakukan proses clean up, BATAN akan melakukan pembaharuan informasi kepada masyarakat luas.

Hal ini dimaksudkan agar masyarakat dapat mengikuti perkembangan proses penanganan terpaparnya radiasi di lingkungan.

"Dengan kejadian ini, saya berharap masyarakat dapat memahami bahwa temuan adanya zat radioaktif oleh BAPETEN, saat ini telah ditangani dengan baik oleh pihak yang berkompeten di bidangnya, kami all out," pungkasnya.(*)

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler