Kisah Awal Tebing Koja yang Dikenal Sebagai Kandang Godzila

22 September 2021, 19:55 WIB
keindahan alam Tebing Koja, Kabupaten Tangerang /Foto: Dokumen/ Dinas Pariwisata Provinsi Banten/

SEPUTARTANGSEL.COM - Dihentikannya aktifitas pertambangan galian C ilegal Tebing Koja yang berlokasi di Desa Cikuya, Kecamatan Solear oleh Pemkab Tangerang, berdampak pada pendapatan masyarakat meningkat. 

Warga sekitar pun kini meninggalkan mata pencaharian sebagai pencari pasir dan memanfaatkan lahan sebagai destinasi wisata dan objek foto.

Adanya tebing dan lubang bekas galian yang secara alami terisi air yang mempercantik pesona alam wilayah tersebut.

Baca Juga: Pemerintah Tetapkan Hari Libur Nasional Tahun 2022 Berjumlah 16 Hari, Catat Tanggalnya!

Sekretaris Desa Cikuya Saed Haryanto mengatakan, wisata Tebing Koja mulai booming dan viral sekitar 2015 lalu.

Yang terbentuk secara alami dari bekas galian pasir yang saat ini sudah tidak beroperasi lagi. 

“Alhamdulillah saat ini wisata tersebut sudah ramai dikunjungi wisatawan lokal bahkan wisata asing. Semoga ke depan semakin ramai,” ujarnya dikutip SeputarTangsel.com dari website biropemerintahan.bantenprov.go.id, Rabu 22 September 2021.

Baca Juga: Buntut Viralnya Video Mesum, Pengelola Tebing Koja Tangerang Diperiksa Polisi

Saed mengatakan, lokasi yang dikenal sebagai kandang godzila ini banyak dicari oleh pecinta photografi karena menjadi spot foto favorit para pengunjung.

 “Jadi ada tebing yang bentuknya seperti hewan purba dan warga sebutnya godzila. Apalagi letaknya dikelilingi tebing-tebing kapur tinggi, jadinya seolah-olah seperti ada di kandang godzila. Selain itu, banyak tebing kapur tinggi lain dengan bentuk yang menarik lainnya,” tambahnya.

Baca Juga: Soal Sekolah Tatap Muka di Kabupaten Tangerang, Bupati Ahmed Zaki Iskandar: Sabar

Objek wisata ini banyak dikunjungi oleh anak muda. Biasanya ramai setiap Sabtu dan Minggu.

Untuk harga tiket masuknya cukup terjangkau berkisar Rp5 ribu. Wisata Tebing Koja terbagi empat wilayah yang dikelola perorangan yang memiliki lahan.

Penataan kawasan objek wisata tersebut dilakukan pemerintah desa setempat.  Dengan infrastruktur fisik berupa jalan pavingblok dan fasilitas mandi cuci dan kakus (MCK).

Diharapkan, fasilitas tersebut mampu meningkatkan pengunjung dan perekonomian warga yang membuka warung di area wisata yang memiliki luas wilayah 750 hektare dan penduduk 14.055 orang itu.

Baca Juga: Pemilihan Kang Nong Kabupaten Tangerang Telah Dibuka, Ini Cara Daftarnya

Saed berharap, semua warga bisa berkomitmen bersama-sama membangun desa lebih maju dengan berbagai potensi yang dimiliki. 

“Semoga potensi wisata yang ada ini bisa dimanfaatkan dan dikembangkan lebih baik lagi. Bisa meningkatkan kesejahteraan warga,” pungkasnya. ***

Editor: Tining Syamsuriah

Tags

Terkini

Terpopuler