Muhammad Teguh Surya menilai perlu ada kerja sama dan komitmen yang serius dari semua pihak.
Seperti pemerintah, swasta, masyarakat serta penggiat lingkungan dalam mencegah berulangnya kejadian karhutla baik sekarang maupun tahun mendatang.
Yayasan Madani Berkelanjutan mendapatkan empat provinsi dengan tingkat potensi terbakar paling luas.
Yakni Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, dan Sumatera Utara.
Baca Juga: Ke Dunia Politik, Tompi: One Day, Insya Allah Gue Akan Terjun
Setiap provinsi juga diwakilkan setidaknya tiga kabupaten/kota dengan luas area potensi terbakar antara 169 hektare (Kabupaten Karimun) sampai 6.152 hektare (Kabupaten Natuna).
Yayasan Madani Berkelanjutan juga menemukan provinsi dengan kerentanan karhutla tertinggi tahun ini dengan kewaspadaan Covid-19 tinggi.
Ditemukan bahwa provinsi Sumatra Utara, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, Jambi merupakan provinsi dengan ancaman ganda yang cukup tinggi atas karhutla dan Covid-19.
Baca Juga: Alhamdulillah, Ibadah Umrah Kembali Diizinkan Mulai 1 September 2020
“Apabila tidak diantisipasi, asap karhutla akan memperparah infeksi Covid-19,” lanjut Muhammad Teguh Surya.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P3ML) Wiendra Waworuntu yang turut hadir dalam diskusi menerangkan, di masa karhutla akan timbul dampak kesehatan dengan munculnya infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).