Mantan Kabais TNI Sebut Teddy Minahasa Tampar Muka Kapolri: Sebelum Keluar Telegram, Intelijen Kerja

- 16 Oktober 2022, 23:38 WIB
Mantan Kabais Soleman Pontoh komentari tertangkapnya Teddy Minahasa karena narkoba, menampar muka Kapolri
Mantan Kabais Soleman Pontoh komentari tertangkapnya Teddy Minahasa karena narkoba, menampar muka Kapolri /Twitter @ponto78/

SEPUTARTANGSEL.COM- Irjen Teddy Minahasa yang baru saja ditetapkan sebagai Kapolda Jawa Timur, belum seminggu menjabat sudah ditetapkan sebagai teduga tersangka penyalahgunaan narkotika. 

Teddy Minahasa diduga menyalahgunakan barang bukti narkoba sebanyak 5 kilogram. 

Diduga barang bukti yang disalahgunakan Teddy Minahasa dijual ke pengusaha diskotek. 

Baca Juga: Menko Polhukam Mahfud MD: Turuti Nasihat Yang Mulia Teddy Minahasa Putra, Tapi Jangan Tiru Tingkah Lakunya

Kabar tersebut membuat mantan Kabais TNI Laksda Purn. Soleman B Ponto ikut prihatin. 

Soleman mengatakan peristiwa tersebut, apabila benar, Teddy Minahasa menjual barang bukti narkoba, ada data lama yang tidak diketahui Kapolri Listyo Sigit Prabowo.

"Kalau benar ini sangat mengagetkan. Karena baru saja ditetapkan sudah ditangkap karena narkoba. Artinya ini ada data lama yang tidak diketahui Kapolri," kata Soleman B Ponto dalam dialog yang diunggah di akun Youtube Pusat Kajian dan Analisis Data pada Minggu, 16 Oktober 2022. 

Soleman mengatakan bahwa biasanya sebelum telegram keluar, sudah ada intelijen yang mencari hal apa saja yang dilakukannya

"Sudah ada masukan dari Dispam atau Aspam, menyampaikan kepada Panglima atau kepala staf. Ini sepertinya tidak, langsung saja ditunjuk. Ini kan sama saja menampar mukanya Kapolri," kata Soleman Ponto. 

Baca Juga: Dikaitkan dengan Ferdy Sambo, Penangkapan Teddy Minahasa Perang Bintang, Netizen: Geng Judi vs Geng Narkoboi

Kabarnya Teddy Minahasa mengaku sudah mengeluarkan Rp20 miliar untuk patroli atau mencegah datangnya narkotika dari Laut Cina Selatan.

Menanggapi kabar tersebut Soleman Ponto mempertanyakan, bagaimana seorang Kapolda mengeluarkan uang pribadi.  

"Waduh, bagaimana seorang Kapolda mengeluarkan uang pribadi untuk mencari narkotik dari Laut Cina Selatan," tanya Soleman Ponto. 

Laut China Selatan yang menjadi kekuasaan Polisi Airud hanya sampai 12 mil.

Sedangkan untuk yuridikasi di luar itu, minta bantuan dari angkatan laut.

Baca Juga: Mahfud MD Puji Polri Atas Penindakan Teddy Minahasa: Langkah Tegas untuk Reformasi Diri

"Ini biaya sendiri, Rp20 miliar. Ini kalau benar, ini artinya tidak ada terstruktur dan terencana. Padahal ini polisi yang begitu besar," ungkapnya. ***

 

Editor: Tining Syamsuriah


Tags

Terkait

Terkini

x