Peringatan BMKG: Potensi Bencana Hidrometeorologi Hari Ini dan Besok di Wilayah Ini

- 12 September 2022, 06:15 WIB
Ilustrasi salah satu dampak bencana hidrometeorologi di Kabupaten Cirebon berupa tanah longsor.
Ilustrasi salah satu dampak bencana hidrometeorologi di Kabupaten Cirebon berupa tanah longsor. /Foto: BPBD Kabupaten Cirebon /

SEPUTARTANGSEL.COM – Bencana hidrometeorologi potensial terjadi hari ini dan besok, Senin-Selasa 12-13 September 2022 di sejumlah wilayah di Indonesia.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan potensi bencana hidrometeorologi ini sebagai dampak dari hujan lebat yang turun di sejumlah wilayah Indonesia.

Peringatan disampaikan BMKG melalui akun Twitter @infoBMKG, Minggu 11 September 2022.

Baca Juga: Kepala BMKG: Musim Hujan 2022-2023 Diprakirakan Datang Lebih Awal, Waspada Hujan Lebat Hari Ini

"Beberapa provinsi di Indonesia esok hari berada dalam kategori ‘Siaga dan Waspada’ terhadap bencana hidrometeorologi (Banjir, Banjir Bandang, dan lain-lain) dampak dari potensi hujan lebat," ungkap akun @infoBMKG.

Disebutkan, beberapa provinsi di Indonesia mulai pukul 07.00 WIB pada hari ini hingga besok, Selasa 13 September 2022 potensial mengalami bencana hidrometeorologi.

Dampak dari bencana hidrometeorologi itu seperti banjir, banjir bandang, atau bencana lainnya yang berdampak dari potensi hujan lebat.

Baca Juga: Peringatan BMKG: Siaga dan Waspada, 18 Provinsi Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi Esok Hingga Lusa

BMKG memetakan beberapa wilayah yang berpotensi memiliki dampak dari hujan lebat dilihat dari kategori waspada, siaga, dan awas.

Berikut merupakan beberapa wilayah di Indonesia berdasarkan kategori dampak dari potensi hujan lebat.

1. Sulawesi Tengah dengan kategori Siaga dari dampak hujan lebat.

2. Sumatera Utara dengan kategori Waspada dari dampak hujan lebat.

3. Jambi dengan kategori Waspada dari dampak hujan lebat.

Baca Juga: BMKG Beri Peringatan Dini Cuaca Buruk Hingga 2 September, DKI Jakarta Jadi Salah Satu yang Berpotensi

4. Sumatera Selatan dengan kategori Waspada dari dampak hujan lebat.

5. Lampung dengan kategori Waspada dari dampak hujan lebat.

6. Kepulauan Bangka Belitung dengan kategori Waspada dari dampak hujan lebat.

7. Sumatera Utara dengan kategori Waspada dari dampak hujan lebat.

8. DKI Jakarta dengan kategori Waspada dari dampak hujan lebat.

9. Jawa Barat dengan kategori Waspada dari dampak hujan lebat.

10. Jawa Tengah dengan kategori Waspada dari dampak hujan lebat.

11. Banten dengan kategori Waspada dari dampak hujan lebat.

Baca Juga: BMKG Waspadai Gelombang Tinggi Hari Ini dan Besok, Berikut Wilayah yang Diprediksi Terdampak

12. Kalimantan Barat dengan kategori Waspada dari dampak hujan lebat.

13. Kalimantan Tengah dengan kategori Waspada dari dampak hujan lebat.

14. Kalimantan Selatan dengan kategori Waspada dari dampak hujan lebat.

15. Kalimantan Timur dengan kategori Waspada dari dampak hujan lebat.

16. Kalimantan Utara dengan kategori Waspada dari dampak hujan lebat.

17. Sulawesi Utara dengan kategori Waspada dari dampak hujan lebat.

18. Sulawesi Selatan dengan kategori Waspada dari dampak hujan lebat.

19. Sulawesi Tenggara dengan kategori Waspada dari dampak hujan lebat.

20. Gorontalo dengan kategori Waspada dari dampak hujan lebat.

Baca Juga: Sesar Baribis Potensi Gempa di Jakarta dan Sekitarnya, BMKG: Terbukti Aktif

21. Sulawesi Barat dengan kategori Waspada dari dampak hujan lebat.

22. Maluku dengan kategori Waspada dari dampak hujan lebat.

23. Papua Barat dengan kategori Waspada dari dampak hujan lebat.

24. Papua dengan kategori Waspada dari dampak hujan lebat.

Sebelumnya, Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dikutip SeputarTangsel.Com dari Antara, Selasa 16 Agustus 2022 menjelaskan, hidrometeorologi basah meliputi cuaca ekstrem, banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.

Sedang hidrometeorologi kering di antaranya adalah kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Paling dominan lagi itu adalah hidrometeorologi basah, banjir, banjir bandang, dan tanah longsor hampir 90 persen, baru hidrometeorologi kering seperti kebakaran hutan dan lahan (karhutla)," kata Abdul Muhari. ***

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini