Ketua MUI Pusat Cholil Nafis Soal Kenaikan Harga BBM: Jangan Berjanji Jika...

- 4 September 2022, 13:33 WIB
Cholil Nafis ikut menanggapi kenaikan harga BBM bersubsidi dan mengingatkan, tidak berjanji kalau sekiranya tidak bisa menepati.
Cholil Nafis ikut menanggapi kenaikan harga BBM bersubsidi dan mengingatkan, tidak berjanji kalau sekiranya tidak bisa menepati. /Foto: Instagram @cholilnafis/

SEPUTARTANGSEL.COM - Ketua Mejelis Umum Indonesia (MUI) Pusat, KH. Cholil Nafis ikut menanggapi kenaikan harga BBM bersubsidi, Pertalite, Solar, dan Pertamax.

Menurut Cholil Nafis, kenaikan harga BBM bersubsidi menjadi pelajaran, agar tidak berjanji sekiranya tidak bisa menepati.

Dalam tanggapannya di media sosial, Cholil Nafis tidak menjelaskan siapa yang diminta untuk tidak berjanji. Ia hanya menyebutkan kondisi ekonomi memang berubah, sehingga kebijakan juga harus mengikuti.

Baca Juga: Jokowi Sebut Pemerintah Terpaksa Naikkan BBM, Luqman Hakim: Tapi bangun IKN, Kereta Cepat, Beri Modal ke BUMN

"Intinya BBM naik meskipun bukan di tgl 1 September 22," ujar Cholil Nafis sebagaimana dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @cholilnafis, Minggu 4 September 2022.

"Pikirkan matang2 agar tdk berjanji jk sekirangya tak bisa menepatinya. Krn kondisi ekonomi berubah sehingga memaksa kebijakan harus berubah," lanjutnya.

Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu menilai masyarakat tengah memanggung beban. Dia menyarankan, berdoa dan sabar untuk meringankannnya.

"Masyarakat menanggung beban, hanya doa, sabar, dan upaya keras utk meringankannya," terang Cholil Nafis.

Baca Juga: Presiden Jokowi Naikkan Harga BBM, Fadli Zon: Resep Ekonomi Neoliberal

Netizen pun seperti memahami maksud tanggapan Cholil Nafis. 

Beberapa di antaranya menyebut bahwa ini merupakan pelajaran sebagai personal maupun pemimpin, berpikir dulu sebelum bicara.

"Belajar dari ini, sebelum bicara sebaiknya dipikirkan matang-matang dampak jangka panjang. Personal maupun pemimpin," kata @MasBoy46004210.

Selanjutnya, netizen mengingatkan diri sendiri dan yang lain untuk lebih baik dalam memilih pemimpin.

"Pilih pemimpin yg amanah, cerdas, jujur. Dan tdk munafik. Utk 2024. Cukup sekali ini aja. Pemimpin yang seperti ini," ajak @wasit26.

Baca Juga: Rizal Ramli Ceramahi Pemerintah Jokowi Soal Kenaikan Harga BBM: Tidak Berpihak Rakyat, Padahal Ada Cara Lain

"Boleh g klo rakyat menuntut pemimpin yg lebih baik buat rakyat dan mengganti pemimpin yg tdk bela rakyat tp malah bersekutu dgn oligarkhi," tanya @Alfamaulana01.

Sebagaimana diketahui, Presiden Joko Widodo sudah mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi, kemarin.

Presiden menyebut, kenaikan harga tersebut harus dilakukan meski dengan berat hati. 

Alasannya adalah subsidi BBM begitu besar hingga membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Apalagi subsidi dinilai, 70 persen dinikmati oleh orang yang mampu.

"Saya sebetulnya ingin harga BBM di dalam negeri tetap terjangkai\u dengan memberikan subsidi dari APBN," kata Presiden Jokowi dalam keterangan pers di hadapan media, Sabtu 3 September 2022.

Baca Juga: Tanpa Upacara Kenegaraan, Pemakaman Pemimpin Terakhir Uni Soviet Mikhail Gorbachev Dihadiri Ribuan Orang

"Saat ini Pemerintah harus membuat keputusan sulit. Ini adalah pilihan terakhir Pemerintah, yaitu mengalihkan subsidi BBM," lanjut Presiden.

Oleh karena itu, kini harga BBM Pertalite menjadi Rp10.000, Solar Rp6.800, dan Pertamax Rp14.500 per liter. ***

Editor: H Prastya


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x