SEPUTARTANGSEL.COM - Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Natalius Pigai menyoroti aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua yang kembali memakan korban.
KKB di Nogolaid, Nduga, Papua tewaskan 10 warga sipil.
Natalius Pigai menyatakan di media sosial akun pribadinya, dia menunggu suara empati dari penguasa perihal kekerasan KKB.
"Menanti suara empati @jokowi & @mohmahfud (the old parrot chirping too much) pd rakyat Papua atas 10 org mati di Nduga," kata Natalius Pigai sebagaimana dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @NataliusPigai2, Selasa 19 Juli 2022.
Dalam cuitan yang sama, Natalius Pigai mengemukakan, di Papua sudah dilaksanakan 5 kali operasi militer, tetap gagal tidak ada harapan.
Pada akhirnya, dia bertanya konsep apa yang dapat menciptakan rasa damai di Papua
"Lima kali ops Militer tetap gagal & hopeless. Sy ingin tahu apa konsep ciptakan rasa damai di Papua?" tanya Natalius Pigai.
Apa yang disampaikan Natalius Pigai dalam cuitannya memang berkaitan dengan penembakan dan penganiayaan yang dilakukan KKB di Nogoloid, Nduga, Papua, Sabtu 16 Juli 2022.
Awalnya, penembakan menewaskan sembilan orang dan dua lainnya dalam kondisi kritis. Namun, beberapa jam setelah dirawat intensif di RS Timika, satu korban luka-luka meninggal dunia.
Kini, semua warga yang tewas sudah dikembalikan ke daerah asalnya masing-masing, yaitu Medan, Palu, Makassar, dan Nusa Tenggara Timur.
Bupati Nduga, Provinsi Papua, Wentius Imiangge memberikan uang duka kepada semua korban tewas kekerasan KKB, masing-masing Rp400 juta.
"Santunan ini harus digunakan dengan baik meskipun nilainya tidak sebanding dengan rasa kehilangan bagi keluarga almarhum," ucap Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) yang juga istri Bupati Nduga, Ance Marjun Moomin Gwinangge dikutip SeputarTangsel.Com dari Antara, Senin 18 Juli 2022.
Sampai saat ini belum ada tanggapan dari Pemerintah Pusat tentang aksi KKB yang menewaskan 10 korban sipil tersebut.***