Protes Pernyataan Mendag Zulkifli Hasan, Said Didu: Kok Tega Buat Rakyat Sulit Beli Pangan Demi Infrastruktur

- 27 Juni 2022, 08:20 WIB
Said Didu kaget, kecewa, sebal dan marah dengan pernyataan Mendag Zulkifli Hasan soal harga pangan yang mahal
Said Didu kaget, kecewa, sebal dan marah dengan pernyataan Mendag Zulkifli Hasan soal harga pangan yang mahal /Foto: Twitter/@msaid_didu///

SEPUTARTANGSEL.COM- Mantan Sekretaris BUMN Muhammad Said Didu memprotes pernyataan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengenai harga pangan yang mahal.

Dalam pernyataannya Zulkifli Hasan mengatakan bahwa jika pemerintah diminta menurunkan harga kebutuhan pokok maka akan berimbas pada lonjakan subsidi yang digelontorkan.

Hal tersebut juga akan berpengaruh pada infrastruktur tak bisa dibangun. 

Baca Juga: Sri Mulyani Peringatkan Masyarakat Harga Pangan dan Energi Bakal Melonjak Ekstrem, Wasekjen Demokrat: Fatal

Melalui akun twitternya Said Didu mengaku kaget, kecewa, sebal dan marah dengan pernyataan Zulkifli Hasan. 

"Saya pinjam kata2 si Dia bhw saya kaget, kecewa, sebal, dan marah membaca pernyataan pejabat seperti ini," kata Said Didu di akun twitternya @msaid_didu pada Minggu, 27 Juni 2022. 

Dengan pernyataan Zulkifli Hasan tersebut Said Didu menilai pemerintah tega membuat rakyat sulit beli pangan demi infrastruktur. 

"Kok tega membuat rakyat sulit beli pangan demi infrastruktur?
Semoga kalian masih waras," kata Said Didu. 

Zulkifli Hasan mengatakan hal itu saat mengunjungi Pasar Kramat Jati Jakarta Timur pada Sabtu, 25 Juni 2022. 

Dalam kunjungannya Zulkifli menemukan beragam harga kebutuhan pangan masyarakat yang harganya melonjak.

Baca Juga: Menteri Pertanian Bingung Harga Cabai di Pasar Mahal, Alvin Lie Singgung Mendag Zulkifli Hasan

Zulkifli mengaku pemerintah telah memberikan subsidi pada harga kebutuhan pangan. 

Meski begitu Mendag menolak untuk menurunkan lagi harga pangan yang kini masih melambung. 

Dikatakan Zulkifli bahwa kenaikan harga pangan saat ini bersifat global.  

Pemerintah telah memberikan subsidi mencapai Rp500 triliun lebih. Jika subsidi dinaikkan maka akan mengganggu pembangunan infrastruktur.

Ia juga membandingkan kenaikan harga di Indonesia disebutnya masih wajar dibandingkan di Singapura yang mencapai 10 persen. ***

Editor: Tining Syamsuriah


Tags

Terkait

Terkini