"Mestinya baru kita tahu juga kalau ternyata Pak Jokowi pakai pawang tuh, main motor. Jadi, buat apa ada anggaran satu koma sekian triliun kalau bisa diselesaikan dengan pawang? Perbanyak pawangnya aja tuh," ujarnya.
"Daripada kita buang banyak uang dan uang itu akhirnya berubah jadi olok-olok, padahal uang itu seharusnya tiba pada petani-petani yang tanahnya belum dibayar. Rakyat banyak yang belum dibayar kan? Masih ada 14 kepala keluarga yang belum dibayar di Mandalika," sambungnya.
Mantan Dosen Filsafat Universitas Indonesia itu berpendapat, penduduk yang belum dibayar berhak melapor ke polisi.
"Nah mereka yang seharusnya pergi lapor ke polisi," pungkasnya.***