Pendiri Setara Institute itu menduga ide beasiswa itu dilakukan dengan sengaja untuk menggerogoti prestasi SBY. Namun, menurutnya, pemberian beasiswa sebagai sebuah keputusan yang kacau.
"Dari awal ide itu untuk menggerogoti prestasi SBY, kan. Tapi, di mana metodologinya kalau Hasto atau PDIP mensponsori analisis untuk membandingkan Jokowi dan SBY. Jokowi itu adalah kader partai. Dari situ saja metodologinya sudah kacau," katanya.
Baca Juga: Kapolres Nunukan Hajar Anak Buah, Rocky Gerung: Keinginan Komandan untuk Memamerkan Kekuasaannya
Menurutnya, apabila PDIP tidak menganggap popularitas AHY sedang meroket, maka mereka tidak akan bersusah payah untuk menjatuhkan elektabilitas Partai Demokrat.
"Kalau dia enggak anggap AHY atau Partai Demokrat naik, maka dia enggak akan bikin upaya untuk menurunkan elektabilitas Partai Demokrat," ujar Rocky Gerung.
Menurutnya, karena PDIP memandang keberadaan Partai Demokrat sebagai suatu ancaman besar, maka upaya untuk menjatuhkan citra Partai Demokrat juga dilakukan dengan aksi kudeta oleh KSP Moeldoko.
“Apalagi Pak Moeldoko enggak berhasil untuk menurunkan elektabilitas Demokrat," ujarnya.
Oleh sebab itu, apabila pemberian beasiswa tetap dijalankan dengan tujuan untuk menjatuhkan Partai Demokrat justru hanya akan memperburuk citra Partai PDIP itu sendiri.
"Pemberian beasiswa itu ajaib betul. Pemberian beasiswa untuk hal yang sudah dipastikan akan memperburuk citra PDIP," tambah Rocky Gerung.***