Pangkostrad Soal Semua Agama Adalah Benar, Cholil Nafis: Toleransi Itu Memaklumi, Bukan Menyamakan

- 15 September 2021, 10:25 WIB
KH. Cholil Nafis mengatakan, dalam keyakinan pemeluk agama tetap hanya agama saya yang benar
KH. Cholil Nafis mengatakan, dalam keyakinan pemeluk agama tetap hanya agama saya yang benar /Foto: Instagram @cholilnafis/

SEPUTARTANGSEL. COM - Pernyataan Panglima Komando Strategi Angkatan Darat (Pangkostrad), Letjen Dudung Abdurachman tentang semua agama adalah benar, ditanggapi Ketua MUI Pusat, KH Cholil Nafis.

Cholil Nafis tidak menganggap pernyataan Letjen Dudung salah, tetapi dia memperbaiki dengan yang lebih baik dan sesuai. Kata-kata Letjen Dudung ditambahkan dengan memposisikan diri sebagai pemeluk agama.

Hal tersebut disampaikan dalam cuitan di akun Twitter @cholilnafis.

Baca Juga: Perdebatan Soal Data Center dan Aplikasi PeduliLindungi, Begini Jawaban Profesor Unair

"'Semua agama benar'. Itu menurut Pancasila untuk hidup bersama di Indonesia," ujar Cholil Nafis dikutip SeputarTangsel.Com, Rabu 15 Agustus 2021.

"Tapi dalam keyakinannya masing-masing pemeluk agama, tetap yang benar hanya agama saya," ujar Cholil Nafis.

Masih menurut Cholil Nafis yang sering dipanggil dengan Yai, dalam bingkai NKRI kita tidak boleh menyalahkan agama lain apalagi menodai.

Baca Juga: Warga Ditangkap Saat Sampaikan Poster Harapan, Febri Diansyah: Rugikan Citra Jokowi  

"Toleransi itu memaklumi, bukan menyamakan," ungkap Cholil Nafis tegas.

Pernyataan Cholil Nafis yang santun, mendapat sambutan baik dari netizen. Mereka menyukai gaya kyai dalam bertutur di media sosial yang tetap halus, meski isinya tegas.

"Quote keren, 'Toleransi itu memaklumi bukan menyamakan," ujar @MattHudi.

Baca Juga: Sindir Santri Penghafal Al-Qur'an Tutup Telinga, Habib Abubakar Assegaf Tegur Addie MS: Anda Harusnya Bijak

"Makasih, Pak Kyai. Sudah jarang yang punya nama besar, tetapi masih lurus di negeri ini. Sehat terus, Pak.. Aamiin," ujar @praptomo88.

Bahkan, @Indra_satri mengatakan, sepertinya para pemimpin kita harus banyak mendengarkan yang Kyai sampaikan, supaya kalau pidato tidak membuat gaduh atau terpeleset lidahnya.

"Pejabat-pejabat di ruwetnesia lebih suka menggunakan kalimat-kalimat atau diksi yang menimbulkan friksi di masyarakat," ujar @CHAERONI_70.

Baca Juga: Tegur Addie MS Tidak Asal Komen, Abubakar Assegaf: Soal Hukum Musik Ada Pembahasan Tersendiri dalam Agama

"Tasamuh dalam agama bukanlah mencampuradukkan keimanan dan ritual agama. Melainkan menghargai eksistensi agama yang dianut orang lain," ujar IskandarMocht16 setuju dengan Cholil Nafis. ***

Editor: Taufik Hidayat


Tags

Terkait

Terkini

x