SEPUTARTANGSEL.COM- Vaksin Nusantara tak lolos uji klinis fase 1 BPOM, sehingga pengujiannya harus diulang dan belum bisa disuntikkan.
Tetapi banyak pihak beranggapan BPOM pilih kasih. Sesama produk lokal perlakuan Vaksin Nusantara dianggap beda dengan vaksin Merah Putih.
Anggapan tersebut pun merembet pada hal lainnya. Salah satunya adalah anggapan adanya sentimen terhadap dr. Terawan Agus Putranto sebagai penggagas vaksin Nusantara.
Anggapan sentimen ini juga merembet ke Prof. Zubairi Djoerban. Ahli kanker yang juga Dewan Pertimbangan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) serta Satgas Covid-19 ini pun ikut tersangkut.
Sebab beredar dr. Terawan yang dikenal dengan pengobatan kanker dengan terapi cuci otak, dikeluarkan dari keanggotaan IDI.
Melalui akunnya @ProfesorZubairi menjawab pertanyaan tersebut dengan mengungkapkan bahwa dirinya tak ada sentimen dengan dr Terawan.