Erupsi Merapi, BNPB Minta Antisipasi Fenomena La Nina Selain Letusannya

- 30 November 2020, 06:08 WIB
Relawan Bakat Setiawan menunjukan hasil video misi ke puncak Gunung Merapi di Selo, Boyolali, Jawa Tengah pada Sabtu, 28 November 2020.
Relawan Bakat Setiawan menunjukan hasil video misi ke puncak Gunung Merapi di Selo, Boyolali, Jawa Tengah pada Sabtu, 28 November 2020. /Foto: Antara / Aloysius Jarot Nugroho/

SEPUTARTANGSEL.COM - Seluruh komponen diminta agar membuat langkah antisipasi dampak fenomena La Nina untuk mitigasi segala potensi ancaman bencana Gunung Merapi.

Hal itu disampaikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Kedeputian Bidang Pencegahan.

Khususnya setelah status Gunung Merapi dinaikkan menjadi Level III atau Siaga sejak Kamis 5 November 2020.

Baca Juga: Perempuan Pemimpin Diharapkan Dorong Partisipasi Kaumnya Dalam Pengambilan Keputusan

Baca Juga: Grup Kapal Induk USS Nimitz Bergeser ke Kawasan Teluk, Ada Apa?

Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan mengatakan, berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), fenomena La Nina dapat memicu hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di seluruh wilayah Indonesia pada Desember 2020 hingga Januari dan Februari 2021.

Terkait dengan Gunung Merapi, material berupa pasir dan bebatuan dari sisa erupsi akan meluncur melalui hulu sungai dan mengalir melewati wilayah lereng gunung yang menjadi kawasan permukiman penduduk.

Hal itu harus menjadi catatan dan antisipasi dari upaya mitigasi kebencanaan Gunung Merapi.

Baca Juga: Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj Terkonfirmasi Positif Covid-19

Baca Juga: Jadwal Acara TV di ANTV Hari Ini, Senin 30 November 2020, Jangan Lewatkan Tayangan Mahabharata

"Apabila nanti ada erupsi, kemudian material (sisa erupsi) itu ada di badan-badan sungai yang berhulu di Merapi, maka kita wajib dan harus memasukkan ancaman banjir lahar dingin ini menjadi bagian dari upaya pencegahan maupun mitigasi," kata Lilik Kurniawan dalam diskusi ‘Erupsi Merapi, Apa Yang Bisa Kita Lakukan’ melalui media daring pada Minggu, 29 November 2020.

Dikutip Seputartangsel.com dari Antara, hal itu merujuk kepada catatan sejarah tentang erupsi Gunung Merapi pada 2010.

Di mana banjir lahar dingin terjadi pasca erupsi dan kemudian merusak banyak rumah milik warga yang berada di wilayah lereng dan hilir sungai.

Baca Juga: Indonesia Pecah Rekor, Tangsel Juga, Sehari Tambah 174 Kasus Positif Covid-19

Baca Juga: Rekor Kasus Baru Covid-19 Makin Gila, Hari Ini Tembus 6.000 per Hari

"Pada 2010 di mana Kali Code sempat meluap. Kemudian Gajahwong juga meluap dan Krasak kembali kepada aliran awalnya yang banyak merusak rumah-rumah masyarakat yang berada di sekitar Magelang," kata Lilik Kurniawan.

Seluruh komponen yang terlibat dalam mitigasi kebencanaan Gunung Merapi diminta agar melihat lebih jauh melalui overlay data dan analisa.

Tidak hanya merujuk pada catatan kerawanan dari sisi erupsinya saja. Hal itu agar cakupan mitigasi menjadi lebih luas dan dampak risiko bencana dapat dikurangi dengan sebaik mungkin.

Baca Juga: Pejabat Iran: Akhir Israel Sudah Dekat

Baca Juga: Lee Yi-kyung Bintangi Drama Saeguk 'Secret Royal Inspector' Bareng Kim Myung-soo dan Kwon Nara

"Tidak cukup sebenarnya identifikasi itu hanya membuat peta rawan erupsi merapi saja, yang ada KRB I, II dan III. Tetapi dari KRB itu kita juga harus overlap-overlay kan dengan sebaran permukiman, dengan masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Merapi," katanya.

Berdasarkan data yang dihimpun BNPB, wilayah berisiko terdampak erupsi Gunung Merapi yang masuk dalam KRB III adalah Dusun Kalitengah Lor di Desa Glagaharjo, Dusun Kaliadem di Desa Kepuharjo dan Dusun Palemsari di Desa Umbulharjo yang berada di wilayah administrasi Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.

Kemudian Dusun Batur Ngisor, Gemer, Ngandong, Karanganyar di Desa Ngargomulyo, Dusun Trayem, Pugeran, Trono di Desa Krinjing, Babadan 1, Babadan 2 di Desa Paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Baca Juga: Perempuan Pasien Covid-19 di Singapura Melahirkan Bayi Dengan Antibodi

Baca Juga: Link Live Streaming: Chelsea vs Tottenham Berebut Puncak Klasemen Liga Inggris

Berikutnya Dusun Stabelan, Takeran, Belang di Desa Tlogolele, Dusun Sumber, Bakalan, Bangunsari, Klakah Nduwur di Desa Klakah dan Dusun Jarak, Sepi di Desa Jrakah, Kecamatan Selo di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Selanjutnya Dusun Pajekan, Canguk, Sumur di Desa Tegal Mulyo, Dusun Petung, Kembangan, Deles di Desa Sidorejo dan Dusun Sambungrejo, Ngipiksari, Gondang di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.***

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x