Koordinator Keamanan Cyber Gildas Deograt Ungkap Alasan Hacker Bjorka Sulit Ditangkap: Sebetulnya Bukan...

15 September 2022, 07:52 WIB
Koordinator Keamanan Cyber dan Informasi Gildas Deograt hadir di podcast Deddy Corbuzier /Tangkapan layar kanal YouTubeDeddy Corbuzier/

SEPUTARTANGSEL.COM - Kehebohan yang diciptakan oleh hacker Bjorka dengan meneror pemerintah Indonesia hingga saat ini masih menjadi misteri.

Dalam aksinya, hacker Bjorka menunjukkan dirinya telah berhasil membobol data-data pemerintah.

Dalam podcast pribadi milik Deddy Corbuzier, Koordinator Formasi, atau Forum Keamanan Cyber dan informasi, Gildas Deograt Lumy memberikan tanggapan soal hacker Bjorka.

Baca Juga: Gara-gara Data Pribadi Menkominfo Johnny G Plate Diungkap Bjorka, Netizen Usil Kirim Laptop COD Rp31 Juta

Dikutip SeputarTangsel.com dari podcast Deddy Corbuzier, Gilas Deograt meyakini bahwa hacker Bjorka ini merupakan orang Indonesia.

"Paling tidak orang indonesia atau kemungkinan dari indonesia," ungkap Gildas Deograt.

Gildas Deograt juga menambahkan bahwa data yang telah disebarluaskan oleh hacker Bjorka bukanlah murni dari peretasan yang dia lakukan melainkan didapat dari orang lain atau dari hasil membeli.

Baca Juga: Terungkap Sosok Hacker Bjorka, Refly Harun Sebut Pemerintah Saling Lempar: Tidak Jelas Moral Tanggung Jawabnya

"Paling tidak dari 1,3 miliar data dia juga beli dari yang lain. dan kalo kita lihat bisnis modal ekosistem di dark web secara umum bukan peretasnya yang langsung menjual," ujar Gildas Deograt.

"Yang menemukan ada orang lain, yang mengeksploitasi orang lain, yang kemudian menggunakan akun curi orang lain. Bahkan data-data dijual sebagai services," imbuhnya.

Ia menyebut dark web ini ibarat sebagai ujung paling bawahnya es dari internet yang isinya yakni 99% penjahat atau aparat penegak hukum atau orang-orang seperti Keamanan Cyber.

Baca Juga: Hacker Bjorka Kirim Pesan ke Tito Karnavian, Dukung Pernyataan Deolipa Yumara, Ferdy Sambo LGBT?

Mendengar pernyataan dari Gildas Deograt, Deddy Corbuzier pun memberikan sebuah pertanyaan terkait penangkapan Hacker Bjorka yang terkesan sulit.

Gildas Deograt menjelaskan saat ini fokusnya masih dalam tahap menelusuri sumber data yang didapatkan oleh hacker Bjorka.

Ia juga menyebut saat ini pihaknya masih belum sampai pada tahap investigasi dalam mencari siapa di balik hacker Bjorka yang tengah ramai diperbincangkan ini.

Baca Juga: Hadapi Hacker Bjorka, Jokowi Bentuk Tim Khusus, Netizen: Kenapa Panik?

"Sebetulnya bukan susah sekali ya karena memang fokusnya mencari tahu darimana data itu sumbernya, kemudian ya mengelola isi yang ada, berkoordinasi. Jadi ini belum tahap investigasi dalam artian mencari pelakunya,"kata Gildas Deograt.

"Bisa (menangkap pelaku) tinggal soal waktu tapi bukan seperti di film-film yang dua menit langsung ketahuan. kalau film-film kan dikompres," tegasnya.

Ia menyebut untuk menangkap sosok hacker Bjorka bukan hal yang sangat sulit namun juga bukan hal yang mudah juga. Kecepatan dalam menangkap sosok hacker itu tergantung keprofesionalan dari hacker itu.

Baca Juga: Mahfud MD Anggap Data Pribadi yang Dibocorkan Hacker Bjorka Bukan Rahasia, Netizen: Kita Nggak Dianggap

"Sulit bisa dibilang tergantung pelakunya. Makin dia professional makin dia bisa ngumpet. karena gini, kalo di dark web kita kenal konsep bawang seperti lapisan bawang. Untuk men trace ini butuh waktu panjan. beberapa kasus walaupun kejahatan dari dark web bisa diungkap kok," ujar Gildas Deograt.

Kemudian, Gildas Deograt memberikan pernyataan yang cukup mengejutkan terkait data-data yang tersebar di dunia dark web.

"Tapi kita gak heran sih kalau data-data itu berceceran di dark web. kalau misalnya ya kalau pakai angka. satu paling rendah, 10 paling tinggi ya kita ini tiga lah udah pakai doa," kata Gildas Deograt.

Baca Juga: Jadwal Sholat Wilayah Kabupaten Tangerang Kamis 15 September 2022, Jangan Sampai Telat

Menanggapi pernyataan Menteri Komunikasi dan Informasi dan (Kominfo), Johnny G Plate soal imbauan untuk menjaga NIK masing-masing, Gildas Deograt menyebut tidak akan bisa mungkin menjaga NIK.

"Bukan susah karena memang tidak mungkin karena kan sebagai identitas. Kita masuk gedung, KTP kita dia di scanning. Dia ngumpulin data-data kita di aplikasi dia. Peduli lindungi juga data-data Kita. Pelayanan pemerintah yang kita tahu pasti tidak aman nggak punya pilihan," terang Gildas Deograt.

"Pelayanan pemerintah yang tahun lalu bobol sekian ratus juta data pribadi kita, dua bulan kemudian keluar aturan yang kira-kira kalau lo nggak pakai layanan itu sengsara hidup lo di negara ini," jelasnya.

Baca Juga: Jadwal Acara TV Indosiar Hari ini, Kamis 15 September 2022: Live BRI Liga 1 Persebaya Vs RANS Nusantara FC

Gildas Deograt menyimpulkan dari ulah hacker Bjorka bukan karena uang.

"Sepertinya punya kepentingan. Bisa jadi (disuruh orang). Kalau kemungkinan macem-macem sangat besar," kata Gildas Deograt.

"Kalau data 1,3 miliar itu dijual dengan harga 12 ribu US dolar, saya sih sanksi. Kecuali kalau orang-orang, perusahaan yang sistemnya data mining," jelasnya.

Gildas Deograt mengatakan, dalam kasus pembobolan data yang dilakukan oleh hacker Bjorka merupakan kesalahan dan tanggung jawab pemerintah karena pemerintah yang meminta rakyatnya untuk menjalankan sistem yang dibuat tanpa menjaga data-data pribadi.***

Editor: Dwi Novianto

Tags

Terkini

Terpopuler