Megawati Dinilai Rasis Terhadap Papua, Arie Kriting: Perasaan Sebagai Ras Superior Ini Kok Ya Masih Dipelihara

23 Juni 2022, 10:19 WIB
Komedian Arie Kriting geram terhadap pernyataan Megawati yang dinilai rasis terhadap Papua. /Kolase foto: Instagram @arie_kriting dan tangkapan layar YouTube PDI Perjuangan /

SEPUTARTANGSEL.COM - Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri menjadi sorotan publik.

Pasalnya, Megawati dinilai telah bersikap rasis terhadap masyarakat Papua saat membahas mengenai rekayasa genetika.

Geram dengan pernyataan Megawati, Komedian Satriaddin Maharinga Djongki atau dikenal dengan nama Arie Kriting mengatakan Bhineka Tunggal Ika bisa diwujudkan bila ada keberagaman.

Baca Juga: Megawati Bercanda Singgung Tukang Bakso Hingga Papua, Arie Kriting: Memangnya Kenapa Kalau Kulitnya Gelap?

Hal itu diungkapkan oleh Arie Kriting melalui cuitan di akun Twitter @Arie_Kriting pada Rabu, 22 Juni 2022.

"Kalau mau mewujudkan Bhinekka Tunggal Ika, ya harus beragam," tulis Arie Kriting.

Menurut suami dari Indah Permatasari itu, mewujudkan bhineka tunggal ika tidak ada hubungannya dengan pernikahan yang mencampurkan warna kulit.

Dia juga mempertanyakan terkait hubungan kulit hitam dengan pernikahan.

Baca Juga: Megawati Ngobrol Serius dengan Jokowi, Puan Malah Asyik Merekam dan Videokan, Cholil Nafis: Bikin Risih

"Gak ada urusan orang kulit hitam harus kawin campur sama yang lain. Memangnya kenapa kalau orang kulitnya gelap? Memang kenapa kalau jadi tukang bakso?" katanya.

Komedian berusia 37 tahun itu mengaku heran karena masih ada pihak yang memelihara perasaan sebagai ras yang superior.

"Perasaan sebagai ras superior ini kok ya masih dipelihara," akunya.

Sebelumnya, Megawati membicarakan persoalan rekayasa genetika dalam Rakernas II PDIP yang ditayangkan secara virtual di kanal YouTube PDI Perjuangan pada Selasa, 21 Juni 2022.

Baca Juga: Dituduh Unggah Video Jokowi dan Megawati, Roy Suryo: Yang Merekam Jelas-jelas Pramono Anung dan Puan Maharani

Awalnya, Presiden kelima RI itu mewanti-wanti anak-anaknya untuk tidak menikahi tukang bakso. Lalu, dia menyebut Indonesia negara yang bhineka tunggal ika.

Oleh karena itu, harus ada perpaduan, bukan hanya dari perasaan dan fisik, melainkan juga rekayasa genetika.

"Awas lho, kalau nyarinya yang kaya tukang bakso, sorry, jadi bayangkan saya pikir o piye iki rupane, maaf, tapi bukan apa, maksud saya manusia Indonesia ini kenapa?" ucap Megawati.

"Kan Bhineka Tunggal Ika ya. Jadi kan harus kan berpadu. Itu bukan hanya dari sisi fisik dan perasaan, tapi juga dari apa ya itu tadi rekayasa genetika itu lho," sambungnya.

Baca Juga: Kemal Palevi Soal Video Pertemuan Jokowi dengan Megawati: Kenapa Jadi Kayak Menghadap Guru BP

Lebih lanjut, Megawati menceritakan pengalamannya saat ke Papua dan dia merasa berbeda sendiri dengan masyarakat di sana yang berkulit gelap.

Namun, putri Presiden pertama RI Soekarno itu mengatakan kondisinya saat ini di Papua sudah berbeda karena banyak masyarakatnya yang sudah bercampur.

"Papua itu kan hitam-hitam ya, iya, tapi maksud saya begini, waktu permulaan saya ke Papua, saya kok mikir lha kok aku dewekan yo," ujarnya.

"Tapi, sudah banyak lho sekarang yang mulai blending jadi Indonesia banget. Betul, rambutnya kriting karena kan Papua itu pesisiranan itu kan banyak pendatang, sudah berbaur," tukasnya.***

Editor: Asep Saripudin

Tags

Terkini

Terpopuler