SEPUTARTANGSEL.COM - Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Dimyati Rois atau Abah Dim wafat pada Jumat 10 Juli 2022, dini hari.
Abah Dim wafat di Rumah Sakit Telogorejo, Semarang Jawa Tengah.
Ribuan pelayat memadati kediaman Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul itu di Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah. Sebagian ikut mengantarkan jenazah ke tempat peristirahatan terakhir.
Baca Juga: Jasad Eril Ditemukan, YouTuber Indonesia Jelaskan fungsi bendungan Engehalde
Presiden Joko Widodo atau Jokowi turut menyampaikan bela sungkawa atas wafatnya KH Dimyati Rois.
Menurut Jokowi, Dimyati merupakan ulama besar yang berpengetahuan luas, tawadu, penuh kesederhanaan, disegani, dan dihormati berbagai kalangan.
"Semasa hidup Abah Dim (panggilan Dimyati) juga menjadi teladan bagi kita semua," ujar Jokowi dikutip SeputarTangsel.com dari Antara pada Jumat 10 Juli 2022.
Baca Juga: Ridwan Kamil Jelaskan Secara Ilmiah Alasan Jasad Eril Tetap Utuh Meski 14 Hari di Dasar Sungai Aare
Kiai Dimyati merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Fadlu wal Fadhilah Jagalan, Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah. Dia mengajarkan santrinya untuk berwirausaha.
"Abah Dim memupuk kemandirian di bidang ekonomi serta mengajarkan santrinya berwirausaha," ujarnya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo turut bertakziah ke kediaman Mbah Dim.
Di samping itu, turut pula bertakziah Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar; dan Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid.
Baca Juga: Jakarta Fair 2022 Kembali Dibuka, Anies Baswedan: Tanda Kebangkitan Perekonomian Makin Terlihat
Mantan menteri tenaga kerja Hanif Dhakiri, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, dan Ketua DPW PKB Jawa Tengah KH Yusuf Chudlori juga melayat ke kediaman Kiai Dimyati Rois.
Jenazahnya dishalatkan di Masjid Agung Kaliwungu selepas shalat Jumat dan selanjutnya dimakamkan di kompleks Pondok Pesantren Al Fadlu 2 di Srogo, Kabupaten Kendal.
Gubernur Jawa Tengah menyebut Kiai Dimyati Rois sebagai sosok yang mengayomi dan memberikan kesejukan.
Ganjar terkadang memiliki pandangan politik yang berbeda, namun Ganjar tidak merasa berjarak dengan Kiai Dimyati Rois.
Ganjar salut dengan pelayat Mbah Dim yang demikian banyak.
"Orang sedemikian banyak datang, ini bukan hanya dari Jawa Tengah," katanya.
Ganjar mengatakan bahwa kepergian Kiai Dimyati Rois membuat banyak orang merasa kehilangan.***