SEPUTARTANGSEL.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus membayar bunga utang sebesar Rp405,87 Triliun pada tahun 2022.
Jumlah bunga utang pada kepemimpinan Presiden Jokowi itu naik sebesar 10,8 persen dari tahun sebelumnnya, yakni Rp366,2 Triliun. Rinciannya yaitu Rp393,7 Triliun untuk bunga utang dalam negeri dan Rp12,2 Triliun untuk bunga utang luar negeri.
Menanggapi hal ini, Politisi Partai Demokrat Ricky Kurniawan pun angkat suara. Dia mengatakan bahwa dengan melihat kondisi saat ini, dia jadi merindukan Ketua DPR RI Puan Maharani dan Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman.
Pasalnya, Puan Maharani dan Fadjroel Rachman sebelumnya dinilai memiliki jiwa yang kritis.
"Melihat kondisi Hutang kita saat ini kadang saya merindukan jiwa kritis Fadzroel Rahman dan Puan Maharani," tulis Ricky Kurniawan, dikutip SeputarTangsel.com dari akun Twitter @RicKY_KCh pada Jumat, 20 Agustus 2021.
Ricky menilai, kondisi utang negara saat ini sudah tidak lagi produktif.
Dia menyebut hal tersebut terlihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang meroket ke bawah.
Baca Juga: Jokowi Sampaikan Keinginan pada Purnapaskibraka 2021: Pancasila Harus Dibumikan dengan Cara Kekinian
"Apalagi kondisi Hutang negara kita sungguh tidak produktif.
Tercermin dari pertumbuhan ekonomi kita yg MEROKET kebawah," tegasnya.
Sebagai informasi, ada beberapa hal yang harus dicermati dalam pembayaran utang tahun 2022.
Di antaranya yaitu outstanding utang dari akumulasi utang pada tahun-tahun sebelumnya, rencana penambangan utang pada 2022, dan rencana program pengelolaan portofolio utang (liabilites management).
Liabilities management ini dapat dilihat dari nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing.***