Waspada Resiko MIS-C Pada Anak Terpapar Covid-19

- 17 Februari 2022, 17:26 WIB
Penyakit MIS-C yang diduga penyakit terkait Covid-19 telah menjangkiti ribuan anak di AS yang membuat para ilmuwan bingung.
Penyakit MIS-C yang diduga penyakit terkait Covid-19 telah menjangkiti ribuan anak di AS yang membuat para ilmuwan bingung. /REUTERS/Ivan Alvarado

SEPUTARTANGSEL.COM – Orang tua harus waspada ketika anaknya terpapar Covid-19. Terdapat ancaman risiko MIS-C pada anak-anak yang pernah terpapar Covid-19.

Sebenarnya apa itu MIS-C? dan apa dampak dari resiko tersebut ketika anak sudah terpapar Covid-19.

MIS-C adalah sejenis peradangan langka yang muncul akibat terganggunya sistem imun anak. Diketahui, MIS-C (Multisystem Inflammatory Syndrome In Children) merupakan suatu kondisi langka dan ekstrem dari respons sistem imun tubuh terhadap serangan Virus Corona.

Baca Juga: 3 Tips Tubuh Langsing dan Sehat ala Victoria Beckham, Para Wanita Harus Ikuti Kebiasaan Ini

Bahaya resiko MIS-C tersebut dipaparkan dr. Kiki MK Samsi, SpA(K), MKes, Spesialis Anak Konsultan Infeksi dan Penyakit Tropik dalam Webinar Kesehatan bertema “Antara Mitos dan Fakta: Dampak Gelombang Ketiga Covid 19 Pada Anak,’ pada Rabu, 16 Februari 2021, pukul 20.00 WIB.

Pada tahun kedua wabah (tahun 2021) kasus anak terkonformasi Covid mencapai 482.013 kasus. Data Kemenkes RI hingga 15 Februari 2021, anak-anak dan balita juga turut menjadi korban meninggal akibat Covid-19 Omicron. Sebanyak 37 (3%) anak usia 1-5 tahun meninggal akibat Covid-19 Omicron.

Pada Webinar yang diikuti SeputarTangsel.Com, Dokter Kiki mengatakan, “Di Depok saya telah mendapati anak yang menderita MIS-C bergeja sedang dan bergejala berat.”

Baca Juga: 4 Langkah Ini Harus Dilakukan Jika Kita Terlanjur Kontak Erat dengan Orang yang Positif Covid-19

Kasus Covid-19 pada anak di Indonesia terus bertambah seiring dengan melonjaknya kasus aktif. Pada pertengahan tahun 2021, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), mencatat sebanyak 5.000 anak terpapar Covid-19 dan sudah lebih dari 100 anak meninggal dunia.

“Covid-19 pada anak umumnya seperti gejala penyakit biasa, namun ia bisa berkembang menjadi peradangan langka berupa MIS-C yang muncul akibat terganggunya sistem imun anak,” kata Dokter Kiki

MIS-C (Multisystem Inflammatory Syndrome In Children) adalah suatu kondisi langka. Hal itu bisa menyebabkan kerusakan jantung, paru-paru, ginjal, darah, dan otak.

Baca Juga: Viral Wanita Periksa Kandungan ke Suaminya Sendiri yang Seorang Dokter, Netizen: Bikin Sendiri, Cek Sendiri

“Anak-anak yang mengalami MIS-C perlu mendapat perawatan intensif di rumah sakit. Jadi itu komplikasi jangka panjang karena imun sistemnya terganggu, dan jika misalnya terdeteksi terlambat itu bisa meninggal, terapinya mahal sekali," terangnya.

Karena itu, kata Kiki, anak harus dilindungi dari paparan virus. "Semua orangtua wajib mengingatkan, dan yang terpenting karena minimnya kesiapan kita menghadapi pandemi saat ini, karena itu vaksin Covid untuk anak sangat dianjurkan,” kata Kiki.

Anak harus dilibatkan dalam testing dan tracing selayaknya orang dewasa supaya penanganannya bisa dilakukan secara preventif.

Baca Juga: Viral Wanita Periksa Kandungan ke Suaminya Sendiri yang Seorang Dokter, Netizen: Bikin Sendiri, Cek Sendiri

Tindakan Preventif dan Antisipatif

Tindakan preventif yang bisa dilakukan orang tua adalah memberikan vaksin lengkap pada anak. Sejauh ini vaksin dinilai efektif untuk mencegah Covid-19.

Disamping itu upaya 3M tetap harus ditaati, yakni memakai masker, mencuci tangan secara teratur dan menjaga jarak dengan orang lain minimal 1 meter.

Kemudian, sebagai tindakan antisipatif, untuk berjaga-jaga, ada sejumlah kebutuhan alat kesehatan dan obat-obatan yang perlu disiapkan selama perawatan di rumah antara lain, obat penurun panas, termometer, Oximetry dan tensimeter. “Itu jika anak memang terbukti positif Covid-19,” katanya

"Termometer, Oximetry dan tensimeter harus ada untuk memonitor kita terutama ketika terinfeksi, jadi jangan menganggap bahwa anak tidak bisa sesak, dan jangan lupa nomor dokter yang dikenal atau melalui telemedicine, " tuturnya.

Baca Juga: Mengenal Penyakit Saraf Kejepit, Kapan Perlu Operasi?

Untuk perlindungan, di masa pandemi saat ini orang tua juga disarankan untuk memberikan asupan vitamin D yang cukup guna menguatkan sistem imun. Sebab, dari penelitian yang dilakukannya, satu dari tiga anak Indonesia diketahui mengalami defisiensi vitamin D.

Pengobatan MIS-C dianggap sebagai sindrom, yaitu sekelompok tanda dan gejala, bukan sebagai penyakit. Pasalnya masih banyak yang belum diketahui tentang kondisi tersebut, termasuk faktor risiko dan penyebabnya.

Penelitian MIS-C

Dilansir dari mayoclinic.org, gejala dan tanda MIS-C pada anak-anak dan remaja di antaranya ialah nafas cepat, mata merah, demam lebih dari 24 jam, muntah diare, ruam kulit, sakit kepala, kelenjar getah bening membesar hingga pembengkakan di kaki dan tangan.

Baca Juga: Ternyata Begini Rasanya Tertular Omicron, Padahal Katanya Cuma Seperti Flu Biasa

Pada 2020, The New England Journal of Medicine merilis hasil riset temuan sindrom MIS-C pada anak di kalangan pasien covid-19 di Prancis, Spanyol, dan Inggris.

Salah satu peneliti, Profesor Pediatri dan Kesehatan Anak Internasional di Imperial College London, Michael Levin menyebutkan, riset menemukan keadaan konsisten yang muncul akibat sindrom tersebut, pada dua sampai empat minggu setelah terinfeksi virus korona.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat melaporkan bahwa 3.724 anak di negaranya telah didiagnosis MIS-C pada Mei 2021. Studi ini menemukan bahwa komplikasi jantung, termasuk disfungsi miokard sistolik dan regurgitasi katup, sering terjadi pada anak-anak sakit kritis yang mengalami MIS-C.

Penelitian terbaru dari Rutgers University, New Jersey pada 2021 merilis bahwa MIS-C meningkatkan risiko penyakit jantung dan harus diobati secara medis. Dari hasil penelitian yang dipublikasikan New England Journal of Medicine pada 1 Juli 2021, peneliti menyebutkan, dengan pengobatan yang efektif, kondisi anak-anak dan remaja dengan MIS-C cenderung membaik secara tepat waktu dan lebih cepat.

Baca Juga: Urin Keruh dan Kuning Tanda Tubuh Perlu Detoks dengan Cara Mudah Dokter Zaidul Akbar

Temuan tersebut sangat penting mengingat kondisi saat ini terkait pandemi Covid-19, menurut peneliti seperti dilansir eurekalert.org. Penelitian tersebut menganalisis pengobatan dari lebih dari 596 anak dan remaja. Mereka yang menjadi sampel penelitian itu telah dirawat dengan kondisi MIS-C di 58 rumah sakit Amerika Serikat antara 15 Maret dan 31 Oktober 2020.

Peneliti menemukan anak-anak dan remaja penderita MIS-C, yang awalnya diobati dengan menggabungkan globulin imun intravena (IVIG) dan glukokortikoid, dapat mengurangi risiko jangka pendek yang serius dibandingkan mereka yang menerima pengobatan awal IVIG saja. Risiko itu termasuk disfungsi kardiovaskular atau penyakit jantung.***

Editor: Taufik Hidayat


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah