Baca Juga: BRI Peduli Bangun Infrastruktur Penunjang Pariwisata di Pulau Komodo
Belum diketahui bangunan tersebut digunakan untuk apa. Apakah itu candi atau untuk lokasi untuk pemujaan.
"Belum diketahui tempat apa ini. Apakah candi atau tempat pemujaan. Untuk lebih jelasnya biar pihak cagar budaya yang menerangkannya. Karena itu kewenangan dari Cagar Budaya," ungkap Polet saat ditemui di kediamannya, Ngargoyoso, Karanganyar, Minggu 17 Oktober 2021.
Dirinya juga menjelaskan pihaknya secara lisan sudah melaporkan kepada pihak yang berwenang.
Bahkan pihaknya juga sudah melapor kepada Perhutani sebagai pemilik lahan. Namun belum ada respons lanjutan.
Masyarakat sekitar menyebutnya sebagai Candi Ciblek. Karena dahulu saat ditemukan pertama kali ada patung arca batu berbentuk perempuan.
Namun pembuatannya masih kasar. Berbeda dengan relief atau patung di dua candi sebelumnya Sukuh dan Cetho. Namun sayang arca batu tersebut kini hilang.
Polet juga menjelaskan sebenarnya situs kuno ini ditemukan pertama kali pada tahun 1985.
Saat ditemukan pertama kali kondisinya masih tertutup semak belukar. Jalan menuju lokasi masih berupa jalan setapak yang berupa tanah dan bebatuan.