Mengenal Jingtiu, Agama Asli Suku Sabu NTT, Penginjil Portugis Menyebutnya Genius atau Kafir dan Tak Bertuhan

- 3 Oktober 2021, 10:49 WIB
Suku Sabu mempunyai aliran kepercayan atau agama asli yang dikenal dengan Jingtiu, Jing Tiu, Jingitiu atau Jingi Tiu. Berasal dari penyebutan Genius yang artinya kafir oleh misionaris Portugis  pada tahun penginjilan 1625
Suku Sabu mempunyai aliran kepercayan atau agama asli yang dikenal dengan Jingtiu, Jing Tiu, Jingitiu atau Jingi Tiu. Berasal dari penyebutan Genius yang artinya kafir oleh misionaris Portugis pada tahun penginjilan 1625 /Foto: ida Koten-Floresterkini.com//ida Koten-Floresterkini.com

1. Upacara Dabba Ana merupakan upacara pemandian bayi setelah dilahirkan.

2. Upacara Tali Manu Dabba merupakan upacara adat berupa sabung ayam yang dilakukan selama 2 (dua) hari dalam setahun kalender adat Suku Sabu di sebuah arena yang disebut Dara Nada.

Baca Juga: Akibat Siklon Tropis Seroja di NTT, Vaksinasi Covid-19 Tertunda

Adanya upacara Tali Manu Dabba merupakan respons dari Suku Sabu atas pentingnya Hak Asasi Manusi karena punahnya generasi penerus jika peperangan antar suku terus dilanjutkan.

Oleh karena itu, para leluhur mengganti peperangan antar manusia menjadi peperangan antar hewan yaitu ayam.

3. Upacara Heko Nyale Dabba atau Hibu Nyale Dabba merupakan upacara adat dalam menangkap Nyale atau biasa disebut sebagai cacing laut yang hidup di lubang-lubang karang yang terletak di bawah permukaan laut.

Menurut legenda Suku Sabu, Nyale tersebut merupakaan jelmaan dari seorang putri yang terkena penyakit kulit dan berubah menjadi cacing laut ketika mencari ikan bersama ibunya di laut.

Ketika berubah menjadi Nyale, putri tersebut berkata pada ibunya akan muncul pada waktu tertentu dan tidak akan menampakkan diri jika terdapat perempuan hamil, perempuan menyusui, perempuan yang tengah datang bulan, serta orang tua yang anaknya belum dimandikan dalam upacara Dabba Ana.

4. Upacara Pemau Do Made merupakan upacara penyucian arwah orang yang sudah meninggal sebelum berangkat menuju nirwana atau surga. Upacara adat Pemau Do Made dilaksanakan selama 3 (tiga) hari secara berturut-turut.

5. Pada hari pertama keluarga dari orang yang telah meninggal saling berkumpul. Dari pihak laki-laki bertugas membawa hewan ternak seperti kambing atau babi beserta pangan lain seperti padi, kacang hijau, dan sorgum sementara pihak perempuan mengumpulkan bahan-bahan tersebut.

Halaman:

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini