Epidemiolog Sebut Indonesia Tinggal Menanti Ledakan Kasus Covid-19 Lebih Besar

- 12 Mei 2021, 07:00 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi /Sumber: Freepik/

Jika banyak warga atau membayangkan 200 jutaan penduduk Indonesia sakit bersamaan maka tentu saja kapasitas fasilitas kesehatan di daerah-daerah tidak akan cukup menampung.

"Pada saat yang bersamaan banyak orang masuk ke rumah sakit pasti kewalahan," ujarnya.

Baca Juga: Mendekati Momen Olimpiade Tokyo, Hampir 60 Persen Warga Ingin Olimpiade Dibatalkan

Diberitakan, kenaikan tren tambahan konfirmasi kasus harian menyebabkan tujuh provinsi mempunyai bed occupancy ratio (BOR) atau persentase penggunaan tempat tidur di bangsal rawat inap lebih dari 50 persen per 8 Mei 2021. Yakni di Sumatera Utara 63,4 persen, Riau 59,1 persen, dan Kepulauan Riau 59,9 persen.

Kemudian Sumatera Selatan 56,6 persen, Jambi 56,2 persen, Lampung 50,8 persen dan Kalimantan Barat 50,6 persen.

"Sebagian besar provinsi di Sumatera mempunyai BOR tinggi terutama tempat pemasukan Pekerja Migran Indonesia (PMI),” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto.

Baca Juga: Olimpiade Kian Dekat, PM Jepang Malah Bilang Itu Bukan Utama

Selain itu, BOR di RS Wisma Atlet Kemayoran juga sudah mencapai persentase cukup rendah yaitu 21,47 persen atau hanya terisi 1.287 tempat tidur (TT) dari kapasitas sebanyak 5.994 TT.

Merespons lonjakan kasus signifikan di lima provinsi, Pemerintah Indonesia akan memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro yaitu mulai 18 sampai 31 Mei 2021.

"PPKM Mikro akan diperpanjang mulai 18 sampai 31 Mei 2021. Cakupan wilayahnya tetap sama di 30 provinsi dan jenis pembatasan kegiatan masyarakat juga masih tetap sama,” ujar Airlangga dalam keterangan resminya pada Senin, 11 Mei. ***

Halaman:

Editor: Ignatius Dwiana


Tags

Terkait

Terkini

x