Kenapa Penanggalan Hijriah dan Masehi Berbeda?

- 24 Juli 2020, 06:40 WIB
Penampakan Super Moon di Bekasi 7 Juli 2020.
Penampakan Super Moon di Bekasi 7 Juli 2020. /- Foto: Seputartangsel.com/Abdullah Jundi

SEPUTARTANGSEL.COM - Kementerian Agama (Kemenag) RI pada Selasa 21 Juli 2020 menggelar sidang isbat untuk menetapkan tanggal 1 Dzulhijjah 1441 H.

Sidang isbat juga digelar saat akan menentukan awal bulan Ramadan dan Syawal.

Mengapa harus ada penetapan awal bulan Hijriah, tidak seperti bulan dalam sistem tahun Masehi yang berjalan begitu saja tanpa penetapan awal bulan?

Baca Juga: Angka Kesembuhan Lebih Besar dari Tambahan Kasus Baru, Tanda Corona Segera Sirna?

Kalender masehi mendasarkan penghitungan pada peredaran bumi mengitari matahari. Sedang kalender Hijriah mengacu pada peredaran bulan mengitari bumi.

Sebagaimana dikutip Seputartangsel.com dari nu.or.id, seorang ahli ilmu falak NU KH Shofiyulloh menjelaskan, kalender masehi dalam menyatakan panjang satu tahunnya didasarkan siklus tropis matahari, yaitu 365,2222 hari. Dalam setahun dibagi menjadi 12 bulan.

"Jumlah hari dalam sebulan merupakan aturan baku. Khusus Februari kalau saat tahun basithah umur bulan 28, saat tahun kabisat 29 hari," papar ketua Lembaga Falakiyah PWNU Jawa Timur ini.

"Dalam tahun Masehi Gregori setiap 4 tahun sekali ada tahun kabisat. Penting, tahun abad (ratusan atau ribuan) baru dianggap tahun kabisat jika habis dibagi 400 tahun," tambahnya.

Baca Juga: Update Corona Tangsel 23 Juli 2020: Tambah 8 Kasus Positif Usai Landai Beberapa Hari

Shofiyulloh melanjutkan, kalender Hijriah adalah kalender yang dalam menentukan panjang satu tahunnya berdasarkan 12 kali siklus sinodis bulan (12 kali fase bulan yang sama/hilal).

Siklus sinodis bulan bervariasi, rata-ratanya 29,53 hari. Sehingga umur bulan dalam satu bulan Hijriah terkadang 29 hari, terkadang 30 hari.

Tidak tentu, tergantung apakah saat tinggal 29 hilal terlihat atau tidak.

"Kalau terlihat, bulan sebelumnya berumur 29 hari. Kalau tanggal 29 hilal tidak terlihat maka harus istikmal sehingga bulan sebelumnya tersebut berumur 30 hari. Dalam setahun umur harinya terkadang 354 hari, terkadang 355 hari," jelasnya.

Baca Juga: Honda Siap Tawarkan Produk Terbaik di 'Mobil123.com DRIVE Virtual Expo'

Pada sistem kalender Hijriah, sebuah hari atau tanggal dimulai ketika terbenamnya matahari di tempat tersebut.

Sementara, penentuan awal bulan ditandai dengan munculnya penampakan bulan sabit pertama kali (hilal) setelah bulan baru (ijtimak).

Pada fase ini, bulan terbenam sesaat setelah terbenamnya matahari, sehingga posisi hilal berada di ufuk barat.

Jika hilal tidak dapat terlihat pada hari ke-29, jumlah hari pada bulan tersebut dibulatkan menjadi 30 hari.

Baca Juga: Hore! Uji Klinis Tahap 3 Vaksin Covid-19 Dilakukan Pada Agustus 2020

Tidak ada aturan khusus bulan-bulan mana saja yang memiliki 29 hari dan mana yang memiliki 30 hari. Semuanya tergantung pada penampakan hilal.

Dalam kalender Masehi, nama bulan di dalamnya diambil dari nama-nama dewa, seperti Dewa Mars, Maius (Mei), Junius (Juni), dan seterusnya.

Tak hanya sistem bulan, sistem harian pun demikian, yaitu sama-sama memakai nama-nama dewa, seperti Sunday (matahari), Monday (bulan), Tuesday (Tioe), dan seterusnya.

Berbeda dalam kalender Hijriah, nama hari diambil dari urutan bilangan dalam bahasa Arab.

Baca Juga: PT KAI: Dulu Silence is Gold, Sekarang Silence is Safe

Contohnya, ahad (satu), itsnain (senin/dua), tsulatsa'(selasa/tiga), dan seterusnya kecuali Jumat dan Sabtu.

Hari Jumat adalah hari di mana umat Islam berkumpul untuk menunaikan ibadah shalat jumat.

Sedangkan Sabtu adalah hari yang dianjurkan untuk beristirahat.

Sementara, nama-nama bulan dalam kalender Hijriah diambil dari nama-nama musim, kecuali Muharram dan Dzulhijah.

Baca Juga: Bupati Jember Faida Dimakzulkan DPRD, Segini Harta Kekayaannya

Muharram artinya bulan yang dihormati dan orang-orang ketika itu tidak diperbolehkan berperang di bulan ini, dan di tiga bulan lainnya. Sementara, Dzulhijah artinya bulan untuk berhaji.

Nama-nama sepuluh bulan lainnya adalah nama-nama musim. Shafar artinya kuning, tumbuhan mulai menguning.

Rabiul awal dan Rabiul Akhir artinya musim gugur pertama dan kedua.

Jumadil Awal dan Jumadil Akhir artinya musim dingin pertama dan kedua (jumud artinya beku).

Rajab artinya cair, es sudah mulai mencair. Sya'ban artinya lembah, orang-orang Arab sudah mulai ke ladang untuk bercocok tanam.

Baca Juga: Harga Emas Antam Kamis 23 Juli 2020: Beli Turun Rp5.000 Buyback Rp4.000

Ramadhan artinya pembakaran, mulai masuk musim panas. Syawal berarti peningkatan suhu, panas sekali.

Puncaknya adalah Dzulqaidah, artinya saat orang duduk-duduk tidak keluar rumah.

Kalender masehi, tambahnya, termasuk kategori kalender solar. Sedangkan kalender hijriah termasuk kategori kalender lunar. Ada pula jenis kalender ketiga, yaitu kalender lunisolar.

"Termasuk jenis kalender ini adalah kalender China, kalender saka Bali , kalender Buddha, kalender Yahudi, dan lain-lain.***

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x