Teks Khutbah Jumat: Menjaga Lisan Agar Terhindar dari Malapetaka

- 15 September 2022, 12:48 WIB
Teks khutbah Jumat tentang menjaga lisan agar dijauhkan dari malapetaka
Teks khutbah Jumat tentang menjaga lisan agar dijauhkan dari malapetaka /Afshad/Pixabay/

Karena saking krusialnya, Islam bahkan hanya memberi dua pilihan terkait fungsi lisan untuk berkata yang baik atau diam saja. Seperti bunyi hadits riwayat Imam al-Bukhari:

وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَــقُلْ خَـيْرًا أَوْ لِيَـصـمُــتْ

“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam,”

Rasulullah mendahuluinya dengan mengungkapkan keimanan sebelum memperingatkan tentang bagaimana sebaiknya lisan digunakan.

Keimanan adalah hal mendasar bagi umat Islam. Ini menunjukkan bahwa urusan lisan bukan urusan main-main.

Baca Juga: Berikut Bacaan Sholawat Badar Tulisan Arab dan Latin, Sebagai Penyejuk Hati yang Gelisah

Hadits di atas bisa dipahami sebaliknya (mafhum mukhalafah) bahwa orang-orang tak bisa berkata baik maka patut dipertanyakan kualitas keimanannya kepada Allah dan hari akhir. Ini menarik karena lisan ternyata berkaitan dengan teologi.

Kenapa dihubungkan dengan keimanan kepada Allah dan hari akhirat? Hal ini tentang pesan bahwa segala ucapan yang keluarkan manusia sejatinya selalu dalam pengawasan Allah.

Ucapan itu juga mengandung pertanggungjawaban, bukan hanya di dunia melainkan di akhirat pula.

Orang yang berbicara sembrono, tanpa mempertimbangkan dampak buruknya, mengindikasikan pengabaian terhadap keyakinan bahwa Allah selalu hadir menyaksikan dan hari pembalasan pasti akan datang.

Halaman:

Editor: Dwi Novianto


Tags

Terkait

Terkini